Simpang Empat (ANTARA) - Dinas Kesehatan Pasaman Barat, Sumatera Barat menyatakan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi penyakit terbanyak dikeluhkan korban gempa bumi di kabupaten setempat.
"Berdasarkan data hingga Jumat (4/3) malam penyakit yang paling banyak adalah ISPA, sebanyak 334 kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pasaman Barat dr Gina Alecia di Simpang Empat, Sabtu.
Kondisi ini terjadi karena ada infeksi di saluran pernapasan yang ditandai dengan gejala batuk, pilek, dan demam.
Ia mengatakan sejumlah faktor yang memengaruhi serangan penyakit tersebut, perubahan cuaca karena di lokasi setempat sempat diguyur hujan dan banyak warga tinggal di tenda-tenda pengungsian.
Dia menjelaskan kasus ISPA ditemukan merata di setiap kelompok umur, mulai anak-anak hingga orang dewasa.
Penyakit tertinggi yang ditemukan dari kalangan pengungsi itu, Febris (demam) 97 kasus, Hypertensi (64), Dispepsia (62), Chepalgia (60), Common Cold (39), Bronchitis (33), Myalgia (30), GEA (20), dan Dermatitis (19).
"Pada kelompok umur lanjut usia dan orang dewasa banyak ditemukan hipertensi, penyakit perut seperti maag, mual, muntah-muntah, hingga diare," katanya.
Ia mengatakan warga yang terserang penyakit tersebut, telah ditangani oleh tim medis melalui pemberian obat hingga vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Ppihaknya telah membentuk posko-posko layanan kesehatan untuk mengecek serta menangani warga yang memiliki keluhan kesehatan.
Pos itu berada di lokasi pengungsian Kantor Bupati Pasaman Barat, dua posko di Timbo Abu, satu posko masing-masing di Puskesmas Kajai, Tinggam, dan SMPN 2.
"Setiap pasien yang ditangani juga terus dilakukan pemantauan kondisinya setiap pagi oleh tim medis," katanya.
Gina mengatakan pasien dalam kondisi penyakit semakin berat akan dirujuk ke Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat dan RSUD Pasaman Barat.
Hingga Jumat (4/3) malam tercatat jumlah warga yang mengungsi di Pasaman Barat lebih dari 11 ribu orang.