Jakarta (ANTARA) - Psikolog Klinis Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas) Duren Sawit Jakarta Timur, Nina Pramudita, M.Psi berpesan agar pasien yang pulih dari depresi, tetap melakukan upaya-upaya khusus, misalnya dengan menjaga kesehatan mental, guna mencegah depresi terulang kembali.
Ia mengatakan, upaya menjaga kesehatan mental dapat dilakukan dengan mengelola emosi, tetap terhubung dengan orang lain agar tidak merasa hampa, tetap melakukan aktivitas-aktivitas yang positif, seperti mengerjakan hobi, serta konsisten merawat diri (self-care).
"Depresi bisa sembuh dan depresi bisa relaps (kembali). Dia bisa relaps lagi seperti kayak gejala awal atau gejalanya berkurang, tapi kambuh, gitu," Ujar Nina dalam siniar "Berdamai dengan Depresi menuju Jiwa yang Lebih Sehat" yang ditayangkan di kanal Youtube resmi Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang dikutip Jumat.
Dia menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa depresi itu bisa kembali. Pertama, ibarat luka, ujarnya, akar dari permasalahannya belum benar-benar tercabut.
"Atau ketika dia sebenarnya pemulihannya, pengobatannya belum tuntas sebenarnya, dia sudah berhenti di tengah jalan, karena mungkin merasa, 'ah aku sudah baik-baik saja'," katanya.
Menurutnya, ada beberapa penyebab orang terkena depresi. Sebab-sebab itu, katanya, antara lain faktor genetik, kerusakan otak, dan faktor psikologis.
"Bisa juga muncul karena individu tidak bisa memberikan makna pada eksistensi dirinya sehingga timbul rasa bersalah dalam dirinya ketika ada yang tidak sesuai dengan ekspektasi atau ada yang tidak sesuai dengan potensi dirinya," kata dia menambahkan.
Dia menyebutkan, rata-rata depresi dialami oleh orang dewasa. Namun, di masa kini, banyak remaja dari umur 15 tahun ke atas yang sudah mengalami depresi.
"Bahkan saya pernah mendengar berita juga anak-anak pernah ada yang mengalami depresi," tambahnya.
Dia mengaku pernah mendengar kasus anak yang depresi karena dituntut untuk serba bisa oleh orang tuanya.
Nina menyebutkan, depresi berwujud kesedihan yang berlangsung konsisten selama 2 minggu hingga 1 bulan, bahkan lebih.
"Jadi kalau baru sehari dua hari aja, belum bisa dipastikan bahwa dia depresi. Tapi kalau sudah dua minggu, apalagi sampai satu bulan, dua bulan, tiga bulan, nah itu berarti perlu dicek lagi. Sedihnya seperti apa sih, kayak gitu,"
Menurutnya, apa bila mengalami depresi, tidak perlu merasa malu, karena dia menilai tidak ada manusia yang sempurna.
"Semua orang pasti mengalami pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan, gitu ya, yang menyakitkan, tapi bagaimana kita memberikan reaksi yang tepat terhadap emosi tersebut atau terhadap situasi tersebut," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kiat jaga kesehatan mental untuk mencegah kambuhnya depresi
Berita Terkait
Pesisir Selatan prioritaskan pembangunan puskesmas pembantu di setiap nagari
Kamis, 14 November 2024 10:05 Wib
Kader tubercolosis Kota Solok berperan penting cegah penyakit menular
Kamis, 7 November 2024 4:49 Wib
Puskesmas Pariaman dapat penghargaan dari Kemenkes terkait ILP
Senin, 21 Oktober 2024 18:03 Wib
Dinas Kesehatan Pesisir Selatan laksanakan pendampingan Tim Ahli ke Puskesmas
Jumat, 18 Oktober 2024 10:09 Wib
Masuk nominasi Puskesmas Layanan Primer Terbaik, Puskesmas Tapan dinilai Kemenkes RI
Rabu, 16 Oktober 2024 18:38 Wib
Bersama, Puskesmas Jua Gaek dan BPJS Kesehatan berkomitmen tingkatkan pelayanan bagi peserta JKN
Rabu, 2 Oktober 2024 17:23 Wib
Tim FKEP UNAND gandeng Puskesmas PAUH edukasi pencegahan penyakit kronis
Selasa, 1 Oktober 2024 19:53 Wib
Kemenkes RI telah resmikan penerapan ILP Puskesmas di Pariaman
Senin, 23 September 2024 13:12 Wib