Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) mendukung pengembangan destinasi wisata berkelanjutan (green tourism) melalui penyediaan solusi energi bersih bagi PT Taman Wisata Candi (TWC). Upaya akselerasi pariwisata hijau ini terwujud melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara kedua pihak di Jakarta pada 8 Oktober 2023.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo yang diwakili oleh Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti mengatakan pihaknya siap mendukung pengembangan green tourism dengan menghadirkan listrik ramah lingkungan. Apalagi, destinasi yang dikelola oleh TWC merupakan aset kebudayaan nasional yang mesti dijaga kelestariannya, yakni Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, dan Taman Mini Indonesia Indah.
"Jadi sekarang penggunaan energi hijau ini menjadi suatu kebutuhan atau kewajiban yang harus kita mulai dari sekarang. Terkait dengan green tourism, kami support penuh, karena energi masa depan itu adalah energi listrik,” ujarnya.
Tidak hanya itu, para pihak akan mendorong pengurangan emisi transportasi ke dalam wilayah TWC melalui peningkatan penggunaan kendaraan listrik dan perangkatnya.
Direktur Pemasaran, Pelayanan dan Pengembangan Usaha PT TWC Hetty Herawati mengatakan, penandatangan ini sebagai upaya mewujudkan pariwisata berkelanjutan melalui penggunaan energi ramah lingkungan di destinasi wisata yang dikelola TWC.
"Jadi dalam konteks green tourism ini, kami sudah melakukan beberapa langkah di antaranya adalah kebijakan di mana di seluruh kawasan, kendaraan bermotor itu tidak boleh masuk ke dalam kawasan, kita memberlakukan yang namanya center last parking, begitu juga di kawasan TMII," tuturnya.
Hetty juga memberikan apresiasi kepada PLN dalam menghadirkan SPKLU di kawasan PT TWC. Sinergi ini, lanjutnya, merupakan langkah nyata untuk mendorong kesiapan objek wisata beserta komponen penopangnya dalam mewujudkan Quality Tourism.
"Ke depan kami berharap bahwa kawasan ini bisa berlanjut terus dan tidak hanya pada konteks pengembangan fasilitas, tapi juga bisa melakukan kampanye dalam hal pengembangan kawasan pariwisata yang bebas atau rendah karbon emisi," pungkas Hetty.*