Bukittinggi raih kota terbaik kendalikan penyakit menular di Sumbar
Bukittinggi (ANTARA) - Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat mendapatkan penghargaan tingkat Provinsi Sumatra Barat yang dinilai menjadi daerah terbaik dalam pengendalian penyakit menular 2023.
Penghargaan itu diterima Wali Kota Bukittinggi melalui Dinas Kesehatan di Padang, Kamis dalam Workshop Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif, dan Respon Penyakit Bidang P2P.
Kepala Dinas Kesehatan Bukittinggi, Linda Faroza menjelaskan Pemerintah Kota Bukittinggi diakui Pemprov Sumbar sebagai daerah terbaik dalam rangka pengendalian penyakit menular dan penatalaksanaan kasus sesuai standar.
“Terbukti melalui mapping lokus penyakit di seluruh wilayah Sumatera Barat, Kota Bukittinggi tidak ada kasus kejadian luar biasa (KLB) pada penyakit menular. Ini terus diupayakan bersama sesuai arahan Bapak Wali Kota Bukittinggi,” kata Linda.
Sekdako, Martias Wanto mengatakan salah satu misi pembangunan Pemkot Bukittinggi yaitu Hebat di bidang kesehatan dapat direalisasikan dengan baik oleh dinas dinas terkait.
Kolaborasi dijalin dengan maksimal, agar meminimalisir dan menahan laju penyakit menular seperti penyakit zoonosis (rabies, malaria, frambusia, filariasis, cacingan, leptospirosis, cikungunya), kusta, ISPA, pneumoni, diare, hepatitis, thypus anthrax, kusta.
"Ada 35 indikator kinerja utama penyakit menular lainnya, bersyukur kita di Bukittinggi tidak ada kasus kejadian luar biasa (KLB) pada penyakit menular ini,” ujar Martias Wanto.
Sekda menjelaskan sesuai instruksi wali kota, apapun yang dapat menyebabkan penyakit menular ini, harus diantisipasi sejak dini. Sebut saja rabies, Dinkes bekerjasama dengan Dispertan ditugaskan untuk mengamankan anjing liar dan memberikan vaksin rabies pada hewan peliharaan sehingga tidak ada kasus rabies di Bukittinggi.
“Terkait HIV, setiap malam kita lakukan pemantauan sekaligus razia terhadap praktek prostitusi, yang ada di Kota Bukittinggi, semua ditertibkan dan dilakukan pemeriksaan termasuk pemeriksaan darah untuk menentukan HIV AIDS," kata dia.
Apabila ternyata profesi mereka sebagai PSK, setelah diproses langsung dikirim ke Panti Rehabilitasi milik Pemprov Sumbar di Sukarami.
"Khusus untuk mereka yang dinyatakan positif, saat ini kita sedang merancang kerjasama dengan salah satu Panti Rehabilitasi di Medan yang juga menampung, instruksi tegas agar semua penyakit masyarakat di Kota Bukittinggi ini harus dibasmi, karena dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit menular,” pungkasnya.
Penghargaan itu diterima Wali Kota Bukittinggi melalui Dinas Kesehatan di Padang, Kamis dalam Workshop Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif, dan Respon Penyakit Bidang P2P.
Kepala Dinas Kesehatan Bukittinggi, Linda Faroza menjelaskan Pemerintah Kota Bukittinggi diakui Pemprov Sumbar sebagai daerah terbaik dalam rangka pengendalian penyakit menular dan penatalaksanaan kasus sesuai standar.
“Terbukti melalui mapping lokus penyakit di seluruh wilayah Sumatera Barat, Kota Bukittinggi tidak ada kasus kejadian luar biasa (KLB) pada penyakit menular. Ini terus diupayakan bersama sesuai arahan Bapak Wali Kota Bukittinggi,” kata Linda.
Sekdako, Martias Wanto mengatakan salah satu misi pembangunan Pemkot Bukittinggi yaitu Hebat di bidang kesehatan dapat direalisasikan dengan baik oleh dinas dinas terkait.
Kolaborasi dijalin dengan maksimal, agar meminimalisir dan menahan laju penyakit menular seperti penyakit zoonosis (rabies, malaria, frambusia, filariasis, cacingan, leptospirosis, cikungunya), kusta, ISPA, pneumoni, diare, hepatitis, thypus anthrax, kusta.
"Ada 35 indikator kinerja utama penyakit menular lainnya, bersyukur kita di Bukittinggi tidak ada kasus kejadian luar biasa (KLB) pada penyakit menular ini,” ujar Martias Wanto.
Sekda menjelaskan sesuai instruksi wali kota, apapun yang dapat menyebabkan penyakit menular ini, harus diantisipasi sejak dini. Sebut saja rabies, Dinkes bekerjasama dengan Dispertan ditugaskan untuk mengamankan anjing liar dan memberikan vaksin rabies pada hewan peliharaan sehingga tidak ada kasus rabies di Bukittinggi.
“Terkait HIV, setiap malam kita lakukan pemantauan sekaligus razia terhadap praktek prostitusi, yang ada di Kota Bukittinggi, semua ditertibkan dan dilakukan pemeriksaan termasuk pemeriksaan darah untuk menentukan HIV AIDS," kata dia.
Apabila ternyata profesi mereka sebagai PSK, setelah diproses langsung dikirim ke Panti Rehabilitasi milik Pemprov Sumbar di Sukarami.
"Khusus untuk mereka yang dinyatakan positif, saat ini kita sedang merancang kerjasama dengan salah satu Panti Rehabilitasi di Medan yang juga menampung, instruksi tegas agar semua penyakit masyarakat di Kota Bukittinggi ini harus dibasmi, karena dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit menular,” pungkasnya.