Prof Abna: Kurikulum merupakan jantung dari semua proses pendidikan

id UNP, Pengukuhan Guru Besar, Abna Hidayati

Prof Abna: Kurikulum merupakan jantung dari semua proses pendidikan

Prof Dr. Abna Hidayati sedang orasi ilmiah pada pengukuhan guru besarnya di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), di Padang, Rabu. Mantan Wartawati LKBN ANTARA Sumbar itu, kini sebagai profesor perempuan termuda dan sebagai pakar Bidang Analisis Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran dilingkup Universitas Negeri Padang. (ANTARA/Maril Gafur)

Padang (ANTARA) - Pakar Kurikulum dari Universitas Negeri Padang (UNP) Prof. Dr. Abna Hidayati menyampaikan kerikulum merupakan jantung dari semua proses pendidikan.

"Sejatinya pengembangan kurikulum adalah inti dan merupakan satu hal urgen dilaksanakan secara efektif dan efesien dengan menggunakan prinsip-prinsip yang tepat," kata Prof. Abna Hidayati di Padang, Rabu.

Hal ini disampaikannya pada orasi ilmiah saat pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Analisis Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran dilingkup Universitas Negeri Padang dalam sidang Wali Amanat Senat Perguruan Tinggi itu.

"Pengembangan kurikulum sudah menjadi fokus saya sejak jenjang strata satu, dilanjutkan magister hingga doktoral dengan disertasi pengembangan kurikulum dan teknologi pendidikan di UNP," ujarnya.

Mantan wartawati LKBN Antara itu, menyampaikan riset yang mengantarkannya menjadi guru besar adalah terkait model-model pembelajaran yang fokusnya pada model authentic.

Pembelajaran authentic adalah bermakna berusaha memadukan situasi riil dalam proses pembelajaran.

Ia mengungkapkan, situasi Covid-19 pada 2019 dan 2020 merupakan ide awal risetnya, karena model authentic pembelajaran secara konvesional yang mengharuskan bertatap muka di dalam kelas.

Namun, saat Covid-19 proses pemberlajaran tidak tatap muka, makanya dalam penelitian dipadukan sehingga lahir model desain model authetic online.

"Riset ini sudah diujicobakan selama proses belajar online. Dimana selama pandemi Covid-19 guru hanya mengikirkan tugas dan materi belajar lewat WhatSapp ke siswa. Kondisi ini, terpikirkan oleh saya sebagai seorang yang fokus dalam model dan strategi pendidikan,"ujarnya.

Jadi, bagaimana situasi ini ke depan berupaya memadukan pengembangan pembelajaran secara konvensional dan secara online sehingga berhasil menghasilkan kompetensi tenaga didik saat ini yang benar-benar punya kemampuan trikaltingking dan problemsolfing.

"Hasil riset dengan konsep yang dikaitan dengan gambar, video dan kondisi kehidupan sehari-hari sehingga bisa lebih cepat meningkatkan kemampuan berfikir anak,"ujarnya.

Pengembangan kurikulum ini, tambah dia, tentunya masih butuh terus secara berkelanjutan di masa-masa mendatang.

Profesor Termuda

Kini Prof. Dr. Abna Hidayati, M,Pd menjadi guru besar perempuan termuda di UNP pada usianya 40 tahun. Meski profesor paling termuda di UNP adalah seorang dosen pria berusia 36 tahun.

"Alhamdulillah, terima kasih dukungan dan doa-doa orang terdekat dan teman serta para senior," ucap istri Ipda Rahmat Hamulian SH.MM itu, ketika dikonfirmasi.

Ia membenarkan, masuk sebagai profesor termuda ketiga di UNP saat ini, dan termasuk cepat bisa sampai mencapai posisi guru besar.

Prof Abna guru besar dalam bidang Analisis Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran sesuai dengan SK Mendikbudristek No.46168/M/07/2023, diterbitkan pada Agustus 2023.

Perjalanan karir sebagai dosen tetap diawali Prof Abna sejak diterima pada 2008 di Program Studi Teknologi Pendidikan, tak lama setelah dirinya menyelesaikan kuliah pasca sarjana yang digelutinya sambil menjalankan profesi jurnalis di Kantor Berita Antara Biro Sumatera Barat.

Berselang waktu tiga tahun kemudian pada September 2011, dia melanjutkan pendidikan doktoral atau S-3 di kampus yang sama.

Perempuan kelahiran 26 September 1983 itu, berhasil mempertahankan disertasinya berjudul "Pengembangan Kurikulum Pendidikan Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar" di depan para penguji pada 2014.

Seiring waktu berjalan Dr Abna dipercaya untuk menjadi Kepala Departemen/Ketua Prodi Teknologi Pendidikan FIP UNP.

"Kalau sebagai seorang pengajar di kampus sudah sampai diposisi doktor, tentu berkeinginan dan niat hati untuk sampai menjadi guru besar. Tapi tidak juha terlaku dikejar-kejar,"ungkapnya.***