Realisasi DAK pemeliharaan jalan kabupaten non-tematik di Pesisir Selatan lewati target

id Realisasi DAK Pessel,Berita pessel,Berita sumbar

Realisasi DAK pemeliharaan jalan kabupaten non-tematik di Pesisir Selatan lewati target

Salah satu ruas jalan kabupaten di Pesisir Selatan yang dikerjakan dengan DAK non-tematik 2023

Painan (ANTARA) - Realisasi pemeliharaan jalan kabupaten di Pesisir Selatan, Sumatera Barat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) non-tematik tahun anggaran 2023 melebihi dari target yang ditetapkan.

Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Muliandri menyampaikan pada tahun ini target pengerjaan hanya sepanjang 9,70 Kilometer, namun realisasinya mencapai 10,01 Kilometer.

"Ya, kegiatan tersebar di dua kecamatan antara lain Kecamatan Sutera dan Batang Kapas," ungkapnya di Painan, Selasa 19 September.

Ia merinci dari dua kecamatan itu terdapat empat ruas yang dikerjakan masing-masing ruas Koto Panjang-Koto Kandis Kecamatan Batang Kapas dengan target 3,20 Kilometer dan realisasi 3,183 Kilometer.

Ruas Pasar Amping Parak-SMP Padang Lawas Kecamatan Sutera dengan target pengerjaan yang hanya sepanjang 2,00 Kilometer dan terealisasi hingga 2,027 Kilometer.

Kemudian ruas Koto Tarok-Koto Sigirik Kecamatan Sutera dengan target 1,50 Kilometer dan realisasi 1,536 Kilometer dan ruas Koto Panjang-BPP Surantih Kecamatan Sutera dari target 3,00 Kilometer, terealisasi 3,261 Kilometer.

"Semuanya adalah aspal. Ini merupakan bukti komitmen pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur dasar," terangnya.

Ia melanjutkan pemerintah kabupaten pasti sangat menyadari pentingnya ketersediaan jalan berkondisi baik sebagai penunjang kegiatan perekonomian guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Keberadaan jalan yang memadai otomatis memangkas biaya distribusi arus barang dan jasa, sehingga masyarakat terbebas dari ekonomi biaya tinggi. Inflasi pedesaan tidak lagi jadi momok yang menakutkan.

Selama ini salah satu persoalan lambatnya pertumbuhan ekonomi kawasan pedesaan akibat akses yang tidak lancar, sehingga biaya hidup menjadi tinggi. Harga barang sekunder menjadi mahal.

Sementara di lain sisi harga komoditi yang dihasilkan masyarakat sekitar menjadi lebih murah, karena mahalnya biaya transportasi. Akibatnya penduduk kawasan pedesaan rawan terjerembab dalam ceruk kemiskinan.

"Nah, dengan jalan berkondisi baik seperti ini tentu menjadi harapan bagi masyarakat akan kehidupan yang lebih sejahtera di masa datang," tuturnya.

Begitu pula dengan siswa sekolah yang selama ini harus merogoh kocek agak dalam untuk pergi ke sekolah, kini sudah tidak lagi. Mereka pun menjadi lebih efisien dengan waktu, karena transportasi lancar.

Apalagi pendidikan merupakan salah satu arus utama pembangunan pemerintah kabupaten saat ini seperti yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.

"Mereka berhak untuk mendapatkan akses yang layak menuju sekolah, karena sektor pendidikan dan PU sama-sama menjadi urusan wajib bagi pemerintah," sebutnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis panjang jalan kabupaten berkondisi baik di Pesisir Selatan di 2022 mencapai 754,59 Kilometer, bertambah dari 689,47 Kilometer pada 2021 dari total 2.331 Kilometer panjang ruas jalan kabupaten.

Peningkatan jalan berkondisi baik tersebut berbanding lurus dengan berkurangnya ruas jalan dengan kondisi buruk, dari 1.008,58 Kilometer pada 2021, kini hanya tersisa 961,78 Kilometer.

"Pemerintah kabupaten terus berkomitmen, menekan jalan yang berkondisi buruk dan menambah kondisi baik. Fokusnya memang di sentra produksi pangan dan peningkatan konektivitas antar wilayah," tegasnya.