Mahasiswa Kebidanan Unand lakukan MBKM layanan kesehatan

id Mbkm

Mahasiswa Kebidanan Unand lakukan MBKM layanan kesehatan

Pengkajian data yang dilakukan mahasiswa Prodi S1 Kebidanan pada anamnesa pasien untuk persiapan pemeriksaan IVA. (Antara/HO-Ist).

Padang (ANTARA) - Mahasiswa S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat melaksanakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berupa pelayanan kebidanan di Puskesmas Pegambiran, Kota Padang.

Dosen pembimbing MBKM Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Unand Yulizawati di Padang, Selasa, mengatakan kegiatan yang dilakukan mahasiswa di ruangan KB dan IVA ialah layanan kesehatan berupa penyediaan perlengkapan tindakan KB, serta dokumentasi atas pelayanan yang dilakukan.

"Hal tersebut sesuai dengan capaian KKNI level enam untuk tahap sarjana," kata Yulizawati.

Untuk diketahui, Puskesmas Pagambiran saat ini sedang melakukan akreditasi untuk menjadi puskesmas yang paripurna. Dalam hal itu, para mahasiswa MBKM dilibatkan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi.

Monitoring dan evaluasi menuju puskesmas yang paripurna dilaksanakan pada 11-12 September 2023. Kegiatan yang dilakukan berupa pengecekan perlengkapan sarana dan prasarana, pusat informasi, ruang pelayanan, perlengkapan tindakan, dan kompetensi tenaga kesehatan.

Hal tersebut juga melatih mahasiswa dalam pengelolaan manajemen puskesmas. Laporan kegiatan mahasiswa pada tahap ini berupa laporan profil puskesmas dan pengisian logbook harian yang dilporkan kepada dosen pembimbing.

Pengalaman baru diperoleh mahasiswa pada tahap tersebut berupa perlakuan IVA test dan Sadanis. IVA test atau Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin.

Ia mengatakan berdasarkan laporan hasil konsultasi badan kesehatan dunia atau WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat prakanker dengan sensitifitas sekitar 66-69 persen, dan spesifitas sekitar 64-98 persen.

Selain itu, kegiatan yang dilakukan mahasiswa MBKM Unand adalah pemeriksaan payudara secara klinis agar terhindar dari potensi munculnya kanker payudara. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya deteksi dini dan diharapkan penderita segera mengetahui kanker pada stadium yang lebih rendah.

"Termasuk meningkatkan peluang kesembuhan hingga 80-90 persen dengan melakukan inspeksi dan palpasi payudara kanan dan kiri ibu," kata dia.