Solok (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Solok, Sumatera Barat, memberi pembekalan kepada para penyuluh pertanian dan petani di daerah itu keterampilan merangkai bunga krisan agar menjadi lebih menarik untuk meningkatkan nilai jual bunga tersebut terhadap konsumen.
Kepala Bidang Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Solok Jhoni Lukman di Solok, Rabu, mengatakan Agrowisata Payo terkenal dengan bunga krisannya.
Selama ini petani menjual hasil budidaya krisan berupa bunga potong saja senilai Rp2 ribu per potong atau krisan dalam pot rata-rata dijual seharga Rp25 ribu per pot dengan bunga empat sampai lima kuntum.
Jhoni mengatakan guna meningkatkan nilai jual bunga krisan tersebut, maka perlu perlakukan tambahan, di antaranya dengan merangkai menjadi buket bunga krisan yang cantik sehingga memiliki daya tarik.
"Untuk itu, kami mengadakan praktek pembuatan buket bunga krisan yang diikuti oleh seluruh penyuluh, baik ASN dan penyuluh swadaya serta petugas teknis sebanyak 20 orang peserta dalam rangkaian kegiatan temu tugas penyuluh pertanian dan perikanan," kata dia.
Menurut dia, peningkatan nilai jual harus dilakukan untuk meningkatkan pendapatan petani, apalagi Agrowisata Payo mulai terkenal ke daerah lain.
Selain itu, menjual buket bunga krisan dengan menambah modal sekitar Rp40 ribu, petani bisa menjual Rp200 ribu sampai Rp300 ribu per buket dengan 20 sampai 30 kuntum bunga krisan.
Jhoni juga mengatakan bahwa peningkatan kesejahteraan petani diperoleh jika pendapatan petani meningkat. Selama petani hanya mengenal usaha pertanian di hulu saja, yaitu budidaya tanaman atau ternak di lahan.
“Untuk menambah nilai jual hasil pertanian diperlukan tambahan sentuhan yang bisa berupa penyortiran, pengolahan, pengemasan atau perlakukan lainnya,” ucap dia.
Ia mengharapkan dengan melatih penyuluh dan petugas teknis pertanian lainnya mengenai keterampilan merangkai buket krisan, mereka dapat menularkan keterampilan tersebut ke para petani di Kota Solok, khususnya petani di sekitar Agrowisata Payo.
Petani Payo menyediakan buket krisan di lokasi agrowisata dan pengunjung lebih mudah mendapatkan “buah tangan” atau oleh-oleh dari lokasi tersebut.
Praktek Pembuatan Buket Bunga Krisan dipandu oleh instruktur Febriany Agustin Sanju yang memandu rangkaian proses pembuatan buket bunga krisan mulai dari penyediaan alat dan bahan sampai terbentuknya buket bunga krisan yang cantik dan indah dipandang mata.
Selain dipasarkan di lokasi agrowisata, petani dapat juga langsung memasarkan ke lokasi prosesi wisuda dan di tempat keramaian lainnya. Dengan penambahan modal tidak sampai Rp50 ribu didapat penambahan nilai jual bunga krisan hingga Rp200 ribu.*