Solok, Sumbar (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solok, Sumatera Barat memberikan pelatihan kesehatan tradisional mandiri dalam bentuk tanaman obat keluarga (Toga) dan keterampilan akupresur bagi kader kesehatan daerah setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Elvi Rosanti di Solok, Selasa mengatakan bahwa setiap kader kesehatan adalah orang-orang yang akan dipercaya nantinya sebagai perpanjangan tangan untuk pelayanan kesehatan dalam hal yang sederhana.
Untuk itu, dia mengharapkan dengan bantuan ibu-ibu kader ini untuk dapat menyelesaikan masalah kesehatan yang sederhana di lingkungan masing-masing dengan baik dan benar.
“Dinas Kesehatan tidak akan bisa menyelesaikan masalah kesehatan secara keseluruhan, dan masyarakat sangat butuh sekali bantuan dari ibu-ibu kader, karena ibu-ibu kader lah yang sangat dekat dengan masyarakat,” katanya.
Ia menyebutkan sebanyak 80 orang peserta kader yang hadir dalam pelatihan ini, ibu-ibu kader yang diundang merupakan kader kesehatan aktif yang ada di Kota Solok.
Menurutnya upaya pelayanan kesehatan dengan konsep back to nature saat ini banyak mendapat perhatian masyarakat global termasuk di Kota Solok.
Asuhan mandiri kesehatan tradisional, katanya, adalah upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan ringan dan memelihara kesehatan secara mandiri oleh individu dalam keluarga, kelompok atau masyarakat dengan memanfaatkan Toga dan keterampilan Akupresur.
Selain itu, narasumber dalam pelatihan itu Aniza Suryati menyampaikan dalam materinya tentang tata pelaksanaan pemanfaatan Toga untuk asuhan mandiri.
Fungsi utama Toga adalah menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, mengobati gejala keluhan dari beberapa penyakit yang ringan.
“Toga juga dapat berfungsi ganda seperti memperbaiki gizi masyarakat, upaya pelestarian alam, memperindah taman dan pemandangan," katanya.
Pelayanan kesehatan tradisional mandiri sangat berguna dalam pertolongan pertama sebelum dapat penanganan medis, juga sangat berguna di daerah yang mengalami keterbatasan dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan.
Ia mengatakan akupresur disebut juga dengan terapi totok atau tusuk jari yang merupakan salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu atau acupoint pada tubuh yang merangsang kemampuan tubuh untuk penyembuhan diri secara alami.
Menruut dia akupresur bermanfaat untuk pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, rehabilitas (pemulihan) dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Akupresur juga bermanfaat untuk menghilangkan nyeri dan gejala-gejala pada berbagai penyakit, seperti menurunkan low back pain dan menurunkan heart rate pada pasien stroke.
Selain itu, akupresur juga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri pada gastritis, nyeri saat menstruasi dan distress menstrual.
Titik-titik akupresur berada di permukaan kulit yang memiliki kepekaan bioelektik stimulasi terhadap titik-titik ini akan merangsang keluamya endhorpin, homon pengurang rasa sakit.
Sebagai hasilnya, rasa sakit akan diblok dan aliran darah dan oksigen ke area titik-titik tersebut meningkat. Hal ini akan merilekskan otot dan mendorong kesembuhan. Akupresur menghalangi sinyal rasa sakit ke otak melalui stimulasi ringan, menghalangi sensasi rasa sakit melalui syaraf spinal menuju otak, demikian Aniza Suryati.