Padang (ANTARA) - Pakar Hukum Tata Negara dari Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat, Khairul Fahmi menilai langkah pemerintah dalam membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera kelompok separatis (KKB/KST) penting untuk menjaga hubungan diplomasi Indonesia di kancah internasional.
"Kalau pemerintah melakukan pendekatan keamanan maka ada konsekuensi ke sandera, dan itu penting bagi kepentingan diplomasi Indonesia. Sebab, yang disandera adalah warga negara asing," kata pakar Hukum Tata Negara dari Unand Khairul Fahmi di Padang, Kamis.
Oleh karena itu, dapat dipahami apabila dalam negosiasi yang dilakukan pemerintah dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya tersebut, terdapat konsekuensi yang harus diterima salah satunya memenuhi permintaan uang senilai Rp5 miliar.
"Dalam konteks bernegosiasi itu sesuatu yang sah dan wajar," kata dia.
Akan tetapi, Khairul mengingatkan negosiasi dengan KKB tersebut harus tetap dalam batas-batas koridor yang patut dan wajar, atau dimungkinkan dalam segi pengambilan keputusan.
Di satu sisi, pihaknya memahami pilihan pemerintah tidak banyak dan cukup sempit. Apalagi, yang ditawan adalah warga negara asing dan telah berlangsung sejak 7 Februari 2023.
Khairul berpandangan apabila pemerintah mengedepankan kekuatan militer, maka hal itu bisa saja. Apalagi kekuatan militer Indonesia kuat dan mampu mengatasi persoalan tersebut.
Hanya saja, langkah tersebut tidak diambil mengingat sudah banyak korban jiwa yang berjatuhan baik di pihak militer maupun masyarakat sipil.
Kemudian, terkait sikap yang dilakukan pemerintah dengan menyatakan menyanggupi uang sebesar Rp5 miliar kepada KKB, Khairul menyakini hal tersebut tidak akan menjadi preseden buruk dari negara-negara lain.
"Saya rasa tidak akan dinilai lemah, sebab ini bagian dari negosiasi. Dalam negosiasi itu mesti ada tarik ulur agar menemukan titik kesepahaman," kata dia.
Terpisah, Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Irjen Polisi Mathius D Fakhiri mengatakan Pemerintah Kabupaten Nduga telah menyiapkan uang tebusan senilai Rp5 miliar untuk membebaskan pilot Susi Air Philips Mark Mehrtens.
Akan tetapi, Irjen Polisi Fakhiri menegaskan pihaknya tidak memenuhi permintaan KKB untuk barter senjata api dan merdeka yang diminta kelompok tersebut.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar: Pembebasan Philip Mark Mehrtens penting untuk jaga diplomasi RI
Berita Terkait
Rio Fahmi berjanji timnas Indonesia U-23 akan menangi laga kontra Irak
Rabu, 1 Mei 2024 19:31 Wib
Pakar: penolakan pemeriksaan hakim MK merupakan hak presiden
Selasa, 21 Maret 2023 18:20 Wib
Meski adik ipar Jokowi, Pakar: Terpilihnya Anwar Usman sebagai Ketua MK tanpa intervensi
Senin, 20 Maret 2023 19:15 Wib
Persija alihkan fokus lawan Borneo FC usai laga versus Persib ditunda
Sabtu, 4 Maret 2023 21:00 Wib
Komjen Pol Boy Rafli sebut Fahmi Idris sosok peduli pada generasi muda
Minggu, 22 Mei 2022 14:30 Wib
Tokoh politik melayat ke rumah duka Fahmi Idris
Minggu, 22 Mei 2022 14:30 Wib
Mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris wafat
Minggu, 22 Mei 2022 14:28 Wib
Terkena akumulasi kartu, Asnawi absen bela timnas di semifinal lawan Thailand
Kamis, 19 Mei 2022 6:50 Wib