Solok (ANTARA) - Selaku Bapak Asuh Stunting, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Solok, Hanif menyerahkan bantuan kedua program bapak asuh anak stunting (BAAS) kepada anak asuh yang berisiko stunting di Destamar Kampung Jawa, Kota Solok, Sumbar.
Hanif mengatakan, penyerahan bantuan bahan pangan ini dilaksanakan selama enam bulan ke depan, yaitu berupa beras 10 kilogram, telur 60 butir, susu bayi bubuk 400 gram, biskuit untuk bayi empat bungkus, biskuit regal dua bungkus, dan toples susu satu buah.
Program ini merupakan program nasional dan salah satu dari delapan aksi konvergensi penurunan stuting guna mendorong percepatan penanganan dan pencegahan stunting di Sumatera Barat khususnya Kota Solok.
Kepada tim pendamping keluarga dari Kader KB, dan PKK, Kadis Perkim berpesan agar lebih intensif dalam menjelaskan kepada keluarga yang beresiko stunting bagaimana cara pencegahan dan penataan lingkungan yang bersih dan layak.
“Satu faktor yang paling utama adalah bersih. Bersih erat kaitannya dengan sehat," ujar Hanif.
Lebih lanjut, menurutnya individu yang bersih adalah individu yang tidak memiliki kotoran yang menempel pada dirinya sehingga relatif tidak ada kuman penyakit yang bersarang.
Pada kesempatan itu, pihak keluarga sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan semoga apa yang menjadi niat bersama menjadi amalan dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Pihak keluarga juga meminta doa bersama agar anak mereka kembali pulih dan sehat seperti sedia kala dan bantuan yang diberikan dapat bermanfaat dan memberikan perkembangan yang baik.
Turut mendampingi dalam kegiatan tersebut, Kepala Bidang Pengembang Perumahan, Aznil Zaini turut hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Nani Rialinda, didampingi penyuluh KB Susi Nelli dari wilayah Kampung Jawa.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota (Wawako) Solok Ramadhani Kirana Putra mengajak semua pihak harus berkolaborasi sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting di daerah yang berjuluk kota beras serambi Madinah itu.
Ramadhani mengatakan bahwa penyelesaian kasus stunting di Kota Solok tidak dapat diselesaikan sendiri oleh Pemda. Menurut dia semua pihak harus berkolaborasi dalam upaya percepatan penurunan stunting tersebut.
“Dalam hal ini seluruh lapisan masyarakat dan seluruh perangkat daerah harus bersinergi dalam pencegahan peningkatan angka stunting dan fokus untuk penyelesaiannya," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan cara menyusun perencanaan. Baik itu kegiatannya, penganggarannya, kemudian pengawasan serta pengendalian agar semua kegiatan yang ada dapat tepat mengarah ke penurunan angka stunting.
Wawako juga mengimbau kepada seluruh kepala OPD dan instansi vertikal yang ada di Kota Solok agar dapat ikut aktif menjadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) sehingga angka prevalensi stunting di Kota Solok ke depannya dapat menurun dengan pesat dan anak-anak di Kota Solok bisa hidup sehat dan bersih dari stunting. ***3***