Pariaman, Sumbar, (Antara) - Pasaran harga mentimun di Kota Pariaman, Sumatera Barat masih relatif tinggi hingga beberapa minggu setelah lebaran tahun ini. "Penjual mematok harga antara Rp180 ribu sampai Rp200 ribu per karung ukuran 50-55 kg. Atau masih naik sekitar Rp60 ribu sampai Rp80 ribu dibanding harga normal," kata Ismak (38), salah seorang petani mentimun di Desa Padang Cakur, Kecamatan Pariaman Selatan, Sabtu.Kisaran harga itu, lanjut dia, bahkan bisa lebih mahal di tingkat pedagang. Karena harga Rp180 ribu sampai Rp200 ribu tersebut adalah pasaran harga dari petani ke penyalur, katanya.Ia memperkirakan, kenaikan harga tersebut akan bertahan hingga beberapa minggu ke depan. Pasalnya, jelas dia, jumlah pasokan mentimun di daerah itu, dalam beberapa bulan ini masih terbilang sedikit, sementara jumlah permintaan masih bergerak stabil."Kemarin-kemarin yang nanam tidak banyak, jadi setiap yang masuk ke pasar, selalu habis. Selain itu, bulan lalu, curah hujan juga masih belum bagus, jadi hasil (panen mentimun) yang keluar dari para petani juga tidak terlalu banyak," katanya.Warga Kampung Kandang, Sungai Rotan, Kecamatan Pariaman Timur, pemilik 1,5 hektare ladang mentimun itu menyebutkan, kenaikan harga tersebut diakuinya cukup menguntungkan petani.Ismak mengaku, dalam sehari panen, dia bisa menghasilkan pemasukan sedikitnya Rp800 ribu per hari. Bahkan, kalau curah hujan pada bulan itu cukup dan harga masih bergerak tinggi, dia mengaku bisa menghasilkan hingga Rp1,5 juta per hari."Sementara, lamanya masa panen untuk mentimun itu bisa antara 20 hari sampai 1 bulan. Segagal-gagalnya adalah 20 hari," tuturnya. (**/naa)
Harga Mentimun di Kota Pariaman Masih Tinggi
Petani memanen Mentimun Padang di Desa Padang Cakur, Pariaman Selatan, Pariaman, Sumbar, Jumat (23/8). antarasumbar/Wahdi Septiawan/13
