Manado (ANTARA) - Lebih dua pekan sudah sebanyak 77 warga dari 28 kepala keluarga Kelurahan yang tinggal di Kulu dan Kola-Kola, Kelurahan Bebali, Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, diungsikan setelah Gunung Karangetang erupsi pada 8 Februari 2023.
"Mereka masih menempati museum karena khawatir terkena luncuran awan panas guguran," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Sitaro, Sonny Belseran di Manado, Selasa.
Masih bertahannya sebanyak 77 jiwa tersebut di tempat pengungsian, karena aktivitas vulkanik Gunung Karangetang masih memuntahkan lava pijar dari puncak kawah.
"Kami sudah berkoordinasi dengan personel dari pos pengamatan gunung api, masyarakat disarankan tetap berada di lokasi pengungsian. Hingga saat ini aktivitas Gunung Karangetang masih tinggi," ujarnya.
Karena itu, dia berharap warga terus waspada dan mengikuti rekomendasi-rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Kementerian ESDM untuk tidak memasuki radius bahaya yang disarankan.
Pemkab Kepulauan Sitaro akan terus memastikan ketersediaan logistik bagi 28 kepala keluarga yang saat ini masih berada di pengungsian.
"Logistik masih tersedia untuk mereka, selain dari Pemkab ada juga bantuan dari instansi lainnya," katanya.
Warga Sitaro yang diungsikan tersebut berasal dari Lindongan II Kelurahan Bebali (Kulu) sebanyak empat kepala keluarga, sementara di Lindongan III (Kola-Kola) lebih banyak yaitu 24 kepala keluarga.
Sebanyak 28 kepala keluarga yang diungsikan yaitu laki-laki (39 jiwa) dan perempuan (38 jiwa) terdiri dari balita (lima jiwa), anak-anak (tujuh jiwa), dewasa (45 jiwa) dan lansia (20 jiwa).
Sementara warga yang mengungsi dan tinggal di rumah keluarga sebanyak 17 jiwa.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dua pekan lebih 77 warga Sitaro mengungsi setelah Karangetang erupsi