Pasaman Barat pertanyakan hasil survei status gizi Indonesia

id stunting,pemkab pasaman barat,SurveiStatus Gizi Indonesia

Pasaman Barat pertanyakan hasil survei status gizi Indonesia

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Pasaman Barat Hajran Huda. (ANTARA/Altas Maulana)

Simpang Empat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat terus berupaya keras untuk menurunkan angka stunting di daerah itu karena masih tinggi.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Pasaman Barat Hajran Huda di Simpang Empat, Jumat, mengatakan berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di daerah itu tahun 2022 berada pada angka 35,5 persen atau di atas rata-rata nasional yang tercatat 21,6 persen

Padahal, katanya, pada tahun 2021 angka prevelensi stunting Pasaman Barat ada diangka 24 persen

"Dibanding periode tahun 2021, angka prevelensi stunting kita di tahun 2022 mengalami peningkatan 11,5 persen. Kita harus kerja keras agar bisa diturunkan lagi. Kita ajak semua stakeholder terkait berkumpul, kita akan cari solusi," katanya.

Ia sempat mempertanyakan munculnya angka kenaikan stunting itu. Sebab Pasaman Barat sebelumnya mendapat penghargaan dan sempat menjadi percontohan nasional sebagai kabupaten paling progresif dalam program penurunan stunting.

Ia menyebutkan pihak SSGI mengatakan dari survei yang dilakukan hanya 610 orang dari 51 ribu balita yang ada.

"Jawaban mereka Pasaman Barat dapat nasib yang naas karena dari sampel survei kebetulan berada di lokasi lumbung stanting," katanya

Seharusnya, katanya dalam survei sampel yang diambil ditambah karena kalau hanya 610 orang mewakili 51 ribu orang tentu kurang sesuai sehingga tingkat kenaikan melonjak.

Ia menyebutkan angka 35,5 persen itu kalau jumlahnya 127 orang dari 5.438 orang yang stunting.

Saat bulan Agustus pihaknya melakukan penimbangan ada 32 ribu balita. Seharusnya sampelnya lebih banyak mewakili.

"Seharusnya sampel banyak mewakili dari 51 ribu. Kami juga sudah koordinasi dengan BPS apakah 11 persen itu bisa naik tetapi jawaban mereka tidak mungkin," katanya.

Padahal pihaknya sudah punya sarana pendukung dan menjadi terbaik se- Sumbar dan diakui secara nasional.

Kemudian juga telah dilaksanakan program Kabupaten Layak Anak (KLA) dan juga telah disiapkan tim ahli gizi dan telah dites.

Pelatihan wordshop telah dilakukan, pelatihan dan praktek sudah dilakukan. Jadi semua proses SSGI telah dilewati termasuk monitoring

"Kami tidak menyalahkan hasil SSGI tetapi hanya mempertanyakan sebagai bahan evaluasi bagi kami kedepannya," ujarnya.

Ia menjelaskan dalam penanganan stunting ada dua cara yang dilakukan yakni sensitif dan spesifik. Untuk tugas pada Dinas Kesehatan hanya bidang spesifik sedangkan sensitif dikerjakan oleh lintas sektoral

Menyikapi angka stunting itu, pihaknya akan tetap melanjutkan kegiatan yang telah dilakukan.

Pihaknya melakukan program mulai dari remaja perempuan memberikan obat tambah darah. Diharapkan saat menikah dapat sehat diberikan satu butir dalam satu minggu atau empat sebulan untuk anak SMP dan SMA melalui Puskesmas.

Kemudian calon pegantin sekalian penyuluhan juga memberikan tambahan darah saat hamil.

"Kalau ada ibu hamil yang kekurangan energi kalori (KEK) dan lengannya kurang dari 35 cm maka diberikan makanan tambahan. Diharapkan juga ibunya sehat maka bayinya akan sehat. Jika memang nanti anaknya lahir kurang gizi maka diberikan pemberian makanan tambahan (PMT bagi bayinya setelah enam bulan dan kita pantau terus terhadap yang stunting," sebutnya

Pihaknya akan terus memantau melalui puskesmas, posyandu dan polindes sehinga mengetahui nama dan alamat untuk mempermudah intervensi.

"Untuk penanggulangan yang cara sensitif dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah terkait dan juga ada Tim Pemantu Keluarga (TPK) yang terdiri dari kader KB, bidan desa dan lainnya," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Pasaman Barat Anna Rahmadia juga tidak menyangka terjadi kenaikan angka stunting di Pasaman Barat padahal berbagai upaya telah dilakukan.

"Kita hanya mempertanyakan saja namun tetap melakukan upaya penurunan stunting dengan menjalankan program yang ada serta akan bekerja lebih keras," katanya.*