PMK mewabah, Populasi ternak sapi di Pariaman anjlok

id penyakit mulut dan kuku,populasi sapi pariaman,Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman

PMK mewabah, Populasi ternak sapi di Pariaman anjlok

Kepala Desa Bato, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, Sumbar Syafriyal Syam meninjau kandang ternak milik BUMDes setempat. (ANTARA/Aadiaat M. S.)

Pariaman (ANTARA) - Populasi ternak sapi di Kota Pariaman, Sumatera Barat, mengalami penurunan sebanyak 109 ekor dari 2.696 ekor pada 2021 menjadi 2.587 ekor pada 2022 akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) sehingga mempengaruhi semangat peternak menggembala hewan memamah biak tersebut.

"Memang akhir-akhir ini ada PMK sehingga masyarakat enggan memelihara dan menggembala banyak sapi," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman Dasril di Pariaman, Kamis.

Ia mengatakan meskipun PMK tidak berpengaruh terhadap manusia bahkan dagingnya aman dikonsumsi namun penyakit itu dapat mempengaruhi kesehatan sapi.

Saat ini kasus PMK tidak ditemukan lagi di Pariaman karena upaya yang dilakukan mulai dari sosialisasi kepada peternak, pemberian vitamin dan obat kepada ternak.

Ia menyampaikan pihaknya saat ini berupaya meningkatkan populasi ternak di Pariaman dengan mendapatkan bantuan dari pemerintah provinsi (Pemprov) atau pusat.

"Alhamdulillah Pariaman ditetapkan oleh Pemprov sebagai kawasan berpotensi pengembangan hewan ternak dan unggas," katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya pada 2022 Pariaman diprogramkan mendapatkan bantuan pengadaan sapi dari Pemprov Sumbar namun karena PMK bantuan tersebut ditiadakan guna mengatasi penyakit tersebut.

"Mungkin 2023 ini dapat terealisasi. Karena kalau dilihat dari program-program pemerintah provinsi dan pusat kita masih dapat bantuan sapi," ujarnya.

Ia menyebutkan penurunan populasi sapi di Pariaman pada 2022 juga diiringi peningkatan jumlah hewan yang dipotong di daerah itu yang mencapai 2.145 ekor. Jumlah pemotongan ternak tersebut meningkat 126 ekor dari 2021 yang hanya 2.019 ekor.

"Sapi tersebut dipotong saat Hari Raya Idul Fitri, hari raya kurban, dan untuk kebutuhan harian," kata dia.

Sapi yang dipotong tersebut, lanjutnya tidak saja berasal dari Pariaman namun juga luar daerah itu. Pemotongannya dilakukan di rumah potong hewan milik pemerintah dan di empat tempat pemotongan hewan milik pengusaha daging sapi.