Padang (ANTARA) - Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Sumbar berdasarkan data Perpustakaan Nasional (Perpusnas) naik 475 persen dari awalnya 14,17 pada 2021 menjadi 67,33 pada 2022 sehingga menempatkan provinsi itu pada peringkat 14 secara nasional.
"Kenaikannya luar biasa. Pada 2021 Provinsi Sumbar hanya menempati peringkat 18 secara nasional dengan raihan nilai 14,17. Tahun ini meningkat drastis dengan nilai 67,33," kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar, Novrial di Padang, Senin.
Ia mengatakan kenaikan tersebut disamping karena perbaikan formula perhitungan, juga karena terjadinya peningkatan drastis pada beberapa indikator diantaranya ketercukupan koleksi perpustakaan, tingkat kunjungan masyarakat ke perpustakaan, perpustakaan ber SNP dan keterlibatan masyarakat pada aktifitas yang dilakukan di perpustakaan.
Indikator lain yang juga relatif meningkat adalah ketercukupan tenaga perpustakaan dan jumlah keanggotaan dan indikator pemerataan layanan perpustakaan.
"Tujuh indikator tadi tentunya merupakan hasil harmonisasi koordinasi provinsi dan kabupaten/ kota dengan mitra pengelola perpustakaan kampus dan sekolah, perpustakaan khusus dan umum di seluruh Sumatera Barat," katanya.
Sebelumnya tingkat indeks Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) Provinsi Sumbar juga menjadi yang tertinggi di Sumatera pada 2022 dengan nilai 66,87, naik dari tahun 2021 yang hanya 61,15.
Peningkatan TGM dan IPLM tersebut sejalan dengan program unggulan Gubernur/ Wakil Gubernur Sumbar untuk menjadikan pustaka sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang pada diharapkan akan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Sumbar bersaing di kompetisi global. Peningkatan TGM dan IPLM tersebut adalah sebagai bukti tahapan perwujudan program unggulan daerah.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi mengapresiasi kenaikan IPLM Sumbar pada 2022 tersebut. Menurutnya membaca adalah syarat mutlak untuk meningkatkan ilmu dan SDM masyarakat.
"Dalam agama kita juga dianjurkan sebagaimana ayat 1 surat Al Alaq dan selaras pula dengan falsafah hidup masyarakat Sumbar yaitu Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah," katanya.
Ia berharap ke depan bupati/ wali kota, pimpinan lembaga, rektor, kepala sekolah dan pihak pengelola pustaka di seluruh Sumbar untuk terus berkreasi dan berinovasi agar lebih banyak masyarakat yang gemar membaca dan mengunjungi perpustakaan sebagai jendela untuk memahami dunia.*