Kementan minta pembahasan intens dengan DP3 atasi sawah tadah hujan di Pariaman

id Kementan,Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi ,Berita Pariaman,Berita sumbar

Kementan minta pembahasan intens dengan DP3 atasi sawah tadah hujan di Pariaman

Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi berdialog dengan petani Kota Pariaman, Sumbar saat kunjungan ke daerah itu. (ANTARA/Aadiaat M. S.)

Pariaman (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) meminta pembahasan intens antara pihaknya dengan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kota Pariaman, Sumatera Barat untuk mengatasi permasalahan sawah tadah hujan di daerah itu.

"Mungkin antara dinas (DP3) Pariaman dengan kami bisa lebih intens lagi berdiskusi agar solusinya tetap sasaran. Jangan sampai yang sudah surplu berkurang," kata Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi saat kunjungan ke Pariaman, Selasa.

Menurutnya dengan pembahasan antara kedua belah pihak maka dapat menemukan solusi tepat sehingga permasalahan sawah tadah hujan dan memerlukan irigasi dapat diatasi sekaligus meningkatkan produksi.

Namun ia mengapresiasi Pariaman karena meskipun lahan persawahannya khususnya Kecamatan Pariaman Selatan tadah hujan namun mampu memproduksi beras bahkan surplus.

"Ini jangan sampai berkurang, kalau dapat ditingkatkan," katanya.

Produksi beras di Pariaman pada 2021 sekitar 1.780 ton, jumlah itu melebihi dari kebutuhan beras yang berkisar 1.500 ton per tahun.

Penyelesaian permasalahan sawah tadah hujan merupakan salah satu permintaan Pemkot Pariaman kepada Kementan. Adapun permintaan lainnya yaitu pembangunan rumah potong hewan, pembangunan jalan, dan bibit tanaman.

Sementara itu, Kepala DP3 Pariaman Dasril mengatakan di Pariaman Selatan terdapat 300 hektare lahan sawah yang sebagian besar pengairannya menggunakan tadah hujan.

Ia mengatakan karena persawahan di daerah itu menggunakan tadah hujan maka saat musim hujan petani di daerah itu segara melakukan penanaman namun ketika musim kemarau maka airnya kembali mengering.

"Kemarin ada Irigasi Anai II, sudah dibangun oleh pemerintah provinsi atau pusat namun sampai sekarang belum bisa memanfaatkan airnya," kata dia.

Padahal, kata dia Pariaman Selatan merupakan lumbung padi di kota tersebut namun produksinya terhambat akibat pengairan persawahan.

"Karena itu, kami mengharapkan bantuan pak Wamentan agar permasalahan ini bisa diselesaikan," tambahnya.