IDI Padang pecahkan rekor MURI pada pelaksanaan Pelatihan Pijat Jantung

id IDI Padang, pijat jantung, rekor muri, berita padang, berita sumbar

IDI Padang pecahkan rekor MURI pada pelaksanaan Pelatihan Pijat Jantung

Senior Customer Relation Manager MURI Triyono  (kiri) menyerahkan piagam rekor MURI kepada Ketua IDI Cabang Padang dr Muhammad Riendra SpBTKV Subsp,VE(K)  (tengah) di Padang, Minggu (Antara/Ikhwan Wahyudi)

Padang (ANTARA) - Pelatihan pijat jantung yang digelar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Padang berhasil meraih rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai pelatihan pijat jantung secara hibrid kepada pengurus masjid terbanyak.

"Kami mengapresiasi kegiatan yang dilakukan IDI Padang karena merupakan salah satu upaya mengedukasi masyarakat di bidang kesehatan dan merupakan yang pertama melibatkan pengurus masjid terbanyak," kata Senior Customer Relation Manager MURI Triyono di Padang, Minggu.

Menurut dia berdasarkan catatan MURI sebelumnya belum pernah ada di Indonesia masyarakat yang menggelar kegiatan pelatihan pijat jantung ditujukan kepada pengurus masjid.

"Ini yang pertama kali diadakan, sebelumnya cuma pelatihan bantuan hidup secara umum," ujarnya.

Ia menilai keunikan dari pelatihan ini adalah ditujukan kepada pengurus masjid yang merupakan simpul masyarakat.

"Saya pernah melihat ada warga yang sedang berada di masjid tiba-tiba kena serangan jantung tapi karena ketidaktahuan jamaah lain akhirnya tidak tertolong," katanya.

Oleh sebab itu MURI mengapresiasi kegiatan ini dan berharap IDI Padang terus mengedukasi masyarakat karena kegiatan serupa di luar negeri malah telah diajarkan di sekolah.

"Di Indonesia masih banyak yang belum tahu dan paham, moga ini terus berlanjut," katanya.

Sementara, Ketua IDI cabang Padang Dr Muhammad Riendra SpBTKV Subsp,VE(K) menyebutkan kegiatan ini diikuti 86 masjid di Padang dengan total peserta 2.155 orang.

"Kami menerjunkan masing-masingnya satu orang dokter di setiap masjid dan mahasiswa sehingga total relawan yang terlibat mencapai 200 orang," kata dia.

Ia menyampaikan kegiatan ini juga terselenggara atas kerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia Kota Padang.

Riendra menceritakan latar belakang digelarnya pelatihan pijat jantung karena angka kematian akibat serangan jantung baik di Indonesia maupun Sumatera Barat masih tinggi.

"Serangan jantung masih merupakan penyebab kematian paling banyak, dari empat kematian yang terjadi satu akibat serangan jantung, sehingga muncul ide melakukan edukasi kepada masyarakat awam soal teknik pijat jantung yang merupakan bantuan hidup dasar sederhana," kata dia.

IDI cabang Padang ingin memasyarakatkan pertolongan pertama pada henti jantung sehingga bisa menjadi perhatian dan jika ada yang mengalami henti jantung dapat diberikan pertolongan pertama dengan teknik sederhana.

Ia menjelaskan pijat jantung dilakukan saat seseorang mengalami henti jantung mendadak dan langkah pertama yang dilakukan adalah mengetahui terlebih dahulu keadaannya yang bersangkutan.

"Caranya bisa dengan menepuk bahu atau dada, hingga memanggil nama untuk menguji respon, kemudian panggil orang lain dan jika nadi tidak teraba segera lakukan pemijatan," kata dia.

Menurutnya penyebab henti jantung mendadak bisa karena gangguan irama, trauma hingga sudah ada gangguan koroner sebelumnya.

Ia menekankan prinsipnya saat henti jantung aliran darah tidak boleh terhenti karena otak akan kekurangan oksigen, hati dan ginjal tidak dapat darah.

"Karena itu dengan pijat akan merangsang jantung berdetak dan paru-paru yang bersangkutan tetap kembang kempis agar oksigen tetap masuk," katanya lagi.

Ketua IDI Cabang Padang dr Muhammad Riendra SpBTKV Subsp,VE(K) memberikan arahan secara daring pada pelatihan pijat jantung di Padang, Minggu (Antara/Ikhwan Wahyudi)