Program bajak gratis berjalan lambat, ini penjelasan Dinas Pertanian Tanah Datar

id Program bajak gratis tanah datar,Berita tanah datar

Program bajak gratis berjalan lambat, ini penjelasan Dinas Pertanian Tanah Datar

Launching program bajak gratis di Kabupaten Tanah Datar (Antara/Prokopim Setda Tanah Datar)  

Batusangkar (ANTARA) - Sejak diluncurkannya program bajak gratis oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada Februari lalu, hingga saat ini jumlah luas lahan pertanian yang telah ataupun sedang digarap berjumlah 52.86 hektare lahan dari 4.200 hektare lahan yang ditargetkan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Tanah Datar melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan Wel Embra di Batusangkar Rabu, mengatakan capaian tersebut masih terbilang lambat dikarenakan beberapa faktor.

Diantaranya pola bantuan pengolahan lahan masyarakat dengan layanan bajak gratis yang disiapkan pemerintah daerah belum semuanya berjalan.

Diantara tiga pola bantuan tersebut, Pertama pola brigade alsintan, yaitu alsintan dan seluruh pembiayaan dari layanan bajak gratis, ditanggung oleh pemerintah daerah.

Kedua pola pemberdayaan alsintan kelompok tani, yaitu alsintan disediakan oleh kelompok tani dan seluruh pembiayaan dari layanan bajak gratis ditanggung oleh pemerintah daerah

Ketiga peminjaman alsintan brigade, yaitu alsintan disediakan oleh pemerintah daerah dan seluruh pembiayaan dari layanan bajak gratis ditanggung oleh kelompok tani.

"Yang baru bisa beroperasi itu baru pola dua yaitu alsintannya kita kerjasamakan dengan kelompok tani. Sementara untuk pola satu dan tiga masih dalam proses pengadaan barang dan jasa dan sudah ada kontraknya tertanggal 29 Maret 2022. Insyaallah ketiga pola tersebut sudah bisa terlaksana," katanya.

Ia menjelaskan, yang menjadi kendala lambatnya realisasi bajak gratis di Kabupaten Tanah Datar dipengaruhi faktor cuaca panas hingga mengakibatkan lahan persawahan mengalami kekeringan.

"Kita tahu mungkin seminggu dan tiga minggu belakangan cuaca panas dan tidak hujan, faktor itu juga sangat mempengaruhi. Jadi orang yang di lapangan yang seharusnya sudah membajak d terpaksa tertunda karena kondisi lahan kering," katanya.

Kemudian tidak sinkronnya Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) kelompok tani yang terdaftar dalam Sistem Manajemen Penyuluhan Pertanian (Simluhtan) juga salah satu kendala belum maksimalnya program bajak gratis.

"Dan alhamdulillah data awal kita 8059 petani kemudian setelah disinkronkan dengan simluhtan data kita melonjak menjadi 28630. Itu terhitung dimulai April dan sudah kita sinkronkan dan sudah kita jadikan data base di aplikasi bajak gratis," katanya.

Pewarta :
Editor: Maswandi
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.