Bukitttinggi (ANTARA) - Polres Bukittinggi menerima kedatangan puluhan mahasiswa yang memberikan pernyataan sikap tentang konflik yang terjadi di Desa Wadas, Jawa Tengah khususnya bentrokan antara warga setempat dengan petugas kepolisian.
Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara didampingi Waka Polres Kompol Sukur serta Kapolsek Kota Bukittinggi AKP Rita dan perwira lainnya menerima langsung kehadiran para mahasiswa di Mapolres setempat, Sabtu.
Mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menyampaikan aspirasinya dan beraudiensi tentang permasalahan bentrokan di Desa Wadas dan penembakan aktivis di Sulawesi Tengah.
"Ada tujuh pernyataan sikap kami tentang kasus di Wadas, Jawa Tengah dan kami meminta Bapak Kapolres mendukungnya," kata salah seorang mahasiswa, Fajri.
Ia mengatakan selain bersilaturahmi bersama aparat kepolisian, IM mengecam aksi represif aparat kepolisian dan keamanan lain yang terjadi kepada warga hingga memakan korban dan adanya kasus penculikan warga.
"Tujuh pernyataan sikap kami adalah mengecam keras tindakan represif kepada warga dari kepolisian, meminta Kepolisian Republik Indonesia menarik aparat dari Desa Wadas, mengusut tuntas pelaku penembakan aktivis di Sulawesi Tengah," kata dia.
Selanjutnya mahasiswa juga meminta polisi menghukum pelaku penembakan, dan meminta Kapolres mengeluarkan statemen penolakan kekerasan dan mendukung penuh aspirasi mahasiswa memperjuangkan hak masyarakat.
Permintaan mahasiswa ini ditolak secara halus oleh Kapolres Bukittinggi karena pengaduan yang disampaikan terjadi di luar wilayah hukumnya.
"Perlu saya garis bawahi bahwa saya tidak bisa memberikan statemen atau pernyataan atas kasus yang terjadi di luar daerah pimpinan saya, apalagi Tim dari Mabes Polri juga telah melakukan penyelidikan di sana serta informasinya terbuka," kata Kapolres.
Dody mengatakan dirinya hanya bisa menjadikan pembelajaran dari pengalaman kejadian di luar daerahnya untuk sebagai perbandingan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat di daerah yang dipimpin.
"Saya pastikan jika di daerah saya terjadi pelanggaran oleh petugas yang saya pimpin, silahkan laporkan ke saya dan dipastikan akan ada tindakan pendisiplinan, kita sebelumnya juga telah memberikan fasilitas aplikasi pengaduan juga," kata dia.
Kapolres juga meminta kepada mahasiswa untuk melakukan penyelidikan menyeluruh atas setiap kejadian dan memastikan tidak adanya informasi yang salah.
"Jangan terlalu mudah percaya dengan media sosial, framming yang salah, saya rasa IMM juga punya keterwakilan di Jawa Tengah yang bisa dibentuk tim pencari fakta," kata Kapolres.