Fermentasi Jerami Padi, Pengabdian Universitas Andalas pada UMKM Elvina di Desa Kap. Sagit, Kec V Koto Timur, Kab. Padang Pariaman

id Fermentasi jerami,PkM Unand,Desa Kp. Sagit, Kec V. Koto Timur, Kab. Padang Pariaman

Fermentasi Jerami Padi, Pengabdian Universitas Andalas pada UMKM Elvina di Desa Kap. Sagit, Kec V Koto Timur, Kab. Padang Pariaman

Tim PkM Unand berikan pelatihan fermentasi jerami. (ANTARA/ist)

Padang Pariaman (ANTARA) - Ternak Ruminansia seperti sapi maupun kambing bisa memakan rumput karena di dalam lambungnya hidup dan berkembang biak mikroba rumen yaitu bakteri, protozoa, dan jamur yang bekerja merombak rumput sehingga dapat diserap oleh dinding saluran pencernaan sapi.

Mikroba rumen inilah yang bekerja mengolah rumput menjadi zat makanan yang bermanfaat bagi ternak. Semakin meningkat biaavailabilitas dan semakin banyak zat makanan yang didapatkan ternak, tentunya akan semakin meningkat produktivitas ternak sapi berupa laju pertumbuhan atau produksi anak (reproduksi).

Meskipun demikian penyediaan rumput atau hijauan pada sapi merupakan faktor pembatas dalam usaha peternakan sapi. Jika peternak memotong rumput dengan sabit di lapangan, maka seorang peternak hanya sanggup memelihara 3 – 5 ekor saja karena keterbatasan dalam penyediaan rumput.

Untuk itu penyediaan rumput dapat dilakukan dengan pembuatan fermentasi jerami. Hal inilah yang telah dilakukan oleh UMKM Elvina, karena pada saat ini jumlah ternak UMKM Elvina sudah mencapai 11 ekor, yang mana pada tahun lalu waktu Universitas Andalas memberikan pengabdian yang sama ternak sapi mereka baru 7 ekor.

Dalam hal ini UMKM Elvina diarahkan untuk membuat hijauan dari fermentasi jerami yang asalnya dari lokasi setempat. Hal ini juga diperkuat dengan potensi jerami padi di Desa Kp. Sagit, Kec V. Koto Timur, Kab. Padang Pariaman yang sangat banyak dengan luas tanaman padi sebesar 1.395 Ha.

Kedatangan tim pengabdian masyarakat dari Universitas Andalas ke Desa ini dengan tim yang diketuai oleh Prof.Dr. Yetti Marlida,MS dan anggota yakni Prof.Dr. Mardiati Zain. MS, Dr. Harnentis,MS, Dr. Netty Suharti MS dan Dr. Syofyan Mfarm, Apoteker serta di bantu 2 orang mahasiswa dapat memberikan percontohan fermentasi jerami padi meggunakan starbio di UMKM Elvina, Kabupaten Padang Pariaman.

Pengarahan dan penyuluhan ini telah mengubah kebiasaan petani dan peternak yang membakar secepat mungkin jerami padi, demi mengharapkan pupuk organik menjadi memanfaatkannya untuk pupuk.

Pada tahun 2021 ini kegiatan penyuluhan dilaksanakan di lokasi yang sama yakni UMKM Elvina Kabupaten Padang Pariaman pada 18 November 2021.

Dalam kegiatan pengabdian tersebut salah satu anggota tim pengabdi menjelaskan tentang fermentasi hingga tahap fermentasi jerami kepada anggota UMKM Elvina.

Pada prinsipnya, peningkatan protein melalui proses fermentasi terjadi karena kerja dari massa mikroba selama fermentasi akan merombak molekul-molekul kompleks menjadi molekul sederhana yang lebih mudah dicerna dan massa mikroba (tubuh mikroba) yang bekerja itu sendiri merupakan sumber protein sehingga protein hasil fermentasi menjadi meningkat.

Ada beberapa keuntungan dalam pengolahan fermentasii jerami yaitu :

Fermentasi jerami dapat dibuat dari sisa pemanenan padi yang mudah untuk mendapatkannya di lapangan juga dapat dibuat dalam jumlah banyak sekaligus agar bisa digunakan dalam beberapa hari. Sehingga efisien terhadap waktu dan tenaga yang digunakan.

Kemudian fermentasi jerami lebih bergizi dibanding jerami biasa karena selain gizi dari jerami itu sendiri ditambah dengan massa bakteri yang tumbuh pada jerami yang bernilai protein serta adanya penambahan urea.

Selain itu bagian batang jerami yang keras dapat menjadi lunak setelah diolah sehingga tidak ada sisa makanan sebagaimana yang terjadi pada pemberian secara segar.
Tim PkM Unand berikan pelatihan fermentasi jerami. (ANTARA/ist)
Fermentasi jerami dapat disimpan lama sehingga dapat dijadikan cadangan makanan ketika kondisi-kondisi tertentu.

Kegiatan ini bertujuan untuk meringankan UMKM Elvina dalam penyediaan pakan bagi ternak peliharaan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar Desa tersebut.

Disamping itu juga dapat menyimpan cadangan makanan bagi ternak peliharaan petani. Kegiatan ini sangat membantu UMKM Elvina dalam penyediaan pakan ternaknya dan juga memberikan inovasi pada peternak lain yang ada di Desa ini.

Pembuatan fermentasi jerami ini relatif lebih mudah bila menggunakan alat mesin pertanian seperti treser saat pemanenan padi atau dengan menggunakan coper untuk memotong-motong jerami menjadi seukuran 15 – 20 cm.

Pembuatan fermentasi jerami ini sangat membantu UMKM dalam penyediaan pakan ternak terutama pada saat-saat khusus seperti hari raya atau adanya perhelatan karena jerami sudah terfermentasi dan tersedia tanpa perlu lagi UMKM menyabitkan jerami segar di lapangan.

Ini juga sangat membantu UMKM yang memiliki keterbatasan tenaga kerja dan keterbatasan waktu karena pengerjaan hanya sekali untuk kemudian bisa dilakukan penyimpanan menjelang dipergunakan.

Inovasi dan kreativitas dalam penyediaan pakan ternak yang lainnya sangat dibutuhkan untuk kita berikan kepada UMKM Elvina yang berada dibawah bimbingan LPPM Universitas Andalas, sehingga bisa lebih efektif dan efisien lagi dalam melakukan pemeliharaan ternak sapi untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Adapun beberapa tahapan yang dilakukan dalam fermentasi Jerami yakni Persiapan Bahan Baku berupa jerami: bahan baku utama yang digunakan adalah jerami sisa pemanenan padi oleh petani, bahan lain yang digunakan adalah : urea 0.6% dari berat jerami dan sumber mikro organisme seperti starbio, dengan perbandingan 1: 1 dengan urea.

Kemudian pembuatan fermentasi jerami: Jerami padi yang telah di potong-potong ditumbuh setinggi 30 cm, kemudian ditaburkan selapis demi selapis campuran starbio dan urea dengan diberi, percikan air

Dalam hal penyimpanan, dapat dilakukan pada karung plastik yang dibuat 2 lapis, juga bisa pada tong besar bekas tempat minyak sawit yang terlihat pada Gambar 1 dan 2, dipadatkan supaya oksigen berkurang, kemudian ditutup rapat agar tidak masuk udara, diperam selama 21 hari.

Fermentasi jerami ini dapat diberikan pada ternak sama seperti cara pemberian jerami. Hal yang harus diperhatikan adalah angin-anginkan sebelum diberikan pada ternak untuk mengurangi / menghilangkan bau amoniak. Pemberian jerami fermentasi pada ternak sapi harus diikuti dengan pemberian konsentrat agar nilai manfaat untuk ternak terlihat.

*)Penulis : Tim PKM Unand (Prof.Dr. Yetti Marlida,MS dan anggota yakni Prof.Dr. Mardiati Zain. MS, Dr. Harnentis,MS, Dr. Netty Suharti MS dan Dr. Syofyan Mfarm, Apt, dan 2 Mahasiswa)