Pariaman, (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman, Sumatera Barat melarang warga membakar sampah dan jerami guna mengurangi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Indonesia yang juga berdampak pada kota itu.
"Kami sudah melarang warga agar tidak mambakar sampah, jerami atau pun jenis lainnya agar tidak menambah buruk kondisi udara di Kota Pariaman," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman Syahrul di Pariaman, Sabtu.
Ia mengatakan larangan tersebut disampaikan melalui Puskesmas ke desa dan kelurahan di daerah itu yang tujuannya untuk mengurangi kabut asap.
Meskipun larangan tersebut telah disampaikan ke desa dan kelurahan, lanjutnya namun pihaknya masih menemukan warga yang membakar sampah dan jerami.
"Ini yang kami khawatirkan karena dapat memperburuk kualitas udara," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya akan lebih menggiatkan sosialisasi agar warga daerah itu sadar dan tidak lagi membakar sampah dan jerami.
Ia menyampaikan walaupun daerah itu juga terdampak kabut asap dalam beberapa pekan terakhir namun hingga saat ini belum ada catatan peningkatan warga yang mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
"Berdasarkan laporan dari Puskesmas dan rumah sakit penderita ISPA semenjak kabut asap belum ada peningkatan, masih taraf biasa," ujarnya.
Ia menyampaikan pihaknya telah membagikan 15 ribu masker baik kepada pengendara maupun siswa semenjak daerah itu terdampak kabut asap.
"Namun dalam beberapa hari ini pembagian masker kami hentikan karena kondisi asap mulai berkurang" kata dia.
Ia menyampaikan masker akan kembali dibagikan jika kondisi udara di daerah itu kembali memburuk.
Meskipun kondisi udara di daerah itu sudah mulai membaik namun ia tetap mengimbau warga di daerah itu untuk mengurangi aktifitas di luar rumah guna mengurangi dampak asap.