Padang (ANTARA) - Kerupuk kulit yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau dan lebih dikenal dengan “Karupuak Jangek”, di daerah Sumatera Barat merupakan cemilan khas yang disukai dan mudah ditemui di setiap rumah makan karena telah menjadi makanan favorit masyarakat Minang.
Meskipun demikian dalam mengemas kerupuk kulit ini harus tepat agar rasa dan komposisi tetap awet dan baik untuk dikonsumsi.
Salah satu upaya mengatasi masalah kurang awetnya produk ini adalah dengan menggunakan teknologi kemasan vakum.
Hal ini yang dilakukan oleh Fakultas Peternakan dengan turun tangan melakukan program pengabdian masyarakat di IKM Rizky yang berada di Kota Padang, Sumatera Barat.
Kegiatan ini dilaksanakan Dalam rangka Dies Natalis Fakultas Peternakan yang ke 58 pada Oktober 2021.
IKM Kerupuk Kulit Rizky merupakan salah satu produsen kerupuk dan sudah berpengalaman dalam usaha tersebut, terutama produksi kerupuk "latua" (kerupuk kulit setengah jadi).
Kerupuk ini harus digoreng terlebih dahulu sebelum dapat dikonsumsi. Namun, produk ini pemasarannya terbatas hanya pada pasar lokal karena kerupuk mudah rusak dan tidak tahan jika disimpan dalam waktu yang lama.
Kegiatan Pengabdian ini di ketuai oleh Dr. Sri Melia, dengan didampingi oleh beberapa Dosen dari Bagian Teknologi Hasil Ternak Universitas Andalas yaitu Dr. Indri Juliyarsi, Ade Sukma, PhD, Yudi Rahmadian, M.Sc dan Yulianti Fitri Kurnia, M.Si.
Pada kesempatan ini, Dr. Sri melia bersama tim pengabdian menjelaskan pengemasan vakum merupakan sistem pengemasan hampa udara dengan prinsip mengeluarkan oksigen dari kemasan, sehingga dapat memperpanjang umur simpan produk yang dihasilkan.
Proses pengemasan vakum dilakukan dengan cara memasukkan produk ke dalam kemasan plastik vakum, diikuti pengontrolan udara menggunakan mesin pengemas vakum, kemudian ditutup dan di-sealer.
Dengan ketiadaan udara dalam kemasan, kerusakan akibat oksidasi dapat dihilangkan, sehingga produk bisa bertahan atau awet lebih lama daripada pengemasan non vakum, tutur tim pengabdian.
Pengemasan vakum diharapkan dimanfaatkan oleh pelaku IKM Rizky untuk memperluas pemasaran produknya ke luar daerah, karena daya simpan lebih lama. Kegiatan ditutup dengan simbolis penyerahan alat vakum dan dan diakhiri foto bersama.
*) Tim pengabdian masyarakat Peternakan Unand Dr. Sri Melia, dan beberapa Dosen dari Bagian Teknologi Hasil Ternak Universitas Andalas yaitu Dr. Indri Juliyarsi, Ade Sukma, PhD, Yudi Rahmadian, M.Sc dan Yulianti Fitri Kurnia, M.Si.