Mahasiswa KKN Unand Berkolaborasi Gelar Kontes Durian Unggul dan Lengkapi Peta Wisata Batu Busuk

id Mahasiswa KKN Unand,Kontes Durian Unggul Batu Busuk

Mahasiswa KKN Unand Berkolaborasi Gelar Kontes Durian Unggul dan Lengkapi Peta Wisata Batu Busuk

Mahasiswa KKN Unand melengkapi peta wisata Batu Busuk dan menggelar kontes durian unggul. (ANTARA/Dokumen Mahsiswa KKN Unand)

Padang (ANTARA) - Sebanyak 22 orang mahasiswa Universitas Andalas angkatan 2018 yang tergabung dalam satu kelompok KKN dan berasal dari 13 fakultas, menampilkan salah satu karya KKN mereka dalam bentuk rintisan web wisata Batu Busuk pada acara Focus Group Discussion (FGD) “Penguatan Kapasitas Pokdarwis” yang bertempat di Batu Busuk, Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Kota Padang pada Minggu (15/8/2021).

Acara FGD dibuka oleh Bapak Camat Pauh (Jasman, S.Sos, MM) dan dihadiri oleh Ketua UPT KKN Universitas Andalas (Dr. Ujang Khairul), Lurah, LPM dan Forum Nagari Lambung Bukit, anggota Pokdarwis, kelompok pemuda, PKK, serta pelaku wisata di Batu Busuk.

Pemateri pada kegiatan FGD tersebut adalah Dr Verinita dari Tourism Development Centre Unand dan Ritno Kurniawan, SP penggiat wisata Lubuk Nyarai.

“Pada dasarnya FGD ini adalah kegiatan berkelanjutan oleh kelompok dosen pendamping wisata Batu Busuk di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas” ujar Prof Rudi Febriamansyah, salah seorang anggota tim yang menjadi fasilitator FGD.

Sejak hari pertama KKN yang dimulai pada Senin (12/7/2021) hingga hari ke-35 yang jatuh pada Minggu (15/8/2021), mahasiswa KKN Unand Batu Busuk sudah melaksanakan berbagai macam program kerja.

Proker utama mendukung pengembangan wisata adalah dilakukannya eksplorasi spot wisata baru seperti air terjun Sikayan Lando, Sarasah Awal, Sarasah Anggrek, hingga Sarasah Batu Kursi yang dapat dikembangkan sebagai alternatif wisata trekking bagi para pencinta wisata alam.

Produk hasil eksplorasi ini melengkapi peta wisata Batu Busuk (Batu Busuk Tourism Map) yang sebelumnya telah dibuat oleh mahasiswa Beastudi Etos. Peta ini diharapkan dapat membantu memudahkan para wisatawan mengetahui letak tiap-tiap objek wisata yang ada di Batu Busuk.

Produk lainnya adalah mendokumentasikan profil kampung Batu Busuk dengan segala potensi wisata yang dimiliki dalam website Ekowisata dan Budaya Batu Busuk yang dapat diakses melalui https://batubusuak.wordpress.com/ dan memperkenalkannya melalui media sosial (Instagram: @despro_batubusuk).

Di bidang sosial budaya, para mahasiswa yang jarang bersentuhan dengan kesenian tradisional, turut serta dalam penampilan randai, ikut aktif dalam kegiatan PKK dengan mensosialisasikan berbagai hal tentang perlindungan perempuan dan anak dalam bentuk brosur dan dibagikan ke warga.

Berbagai lomba diadakan dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1443 H kemarin. Sedangkan dalam bidang pendidikan, mereka telah melaksanakan pendampingan belajar daring bagi siswa SD Bustanul Ulum Semen Padang yang dilaksanakan setiap Senin, Rabu dan Jumat di sekolah tersebut.

Sosialisasi terhadap upaya memperkuat imunitas diri terhadap Covid-19 juga dilakukan dengan membuat dan membagikan berbagai jamu/herba ke masyarakat disamping menyediakan brosur pembuatannya. Ajakan untuk bervaksin juga turut disampaikan ketika mahasiswa bersilaturahmi ke rumah warga.

“Bentuk sosialisasi melalui brosur dan home visit ini dipilih karena tidak memungkinkan mensosialisasikannya melalui pertemuan yang sifatnya berkumpul sebagaimana kegiatan KKN sebelum pandemi” ujar ketua kelompok KKN Iqbal Putra.

Masih berkaitan dengan pengembangan agrowisata, tanggal 17 hingga 21 Agustus 2021 berlangsung Kontes Buah Durian Unggul yang diadakan untuk jolong kalinya. Kontes ini bertujuan untuk mengetahui potensi plasma nutfah durian di Kota Padang yang meliputi Batu Busuk, Limau Manis dan Gadut (Kecamatan Pauh), Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Lubuk Minturun (Kecamatan Koto Tangah) dan Karang Putih (Kecamatan Luki).

Posko pendaftaran kontes durian (ANTARA/Dokumen Mahsiswa KKN Unand)

“Kontes durian merupakan upaya untuk mengidentifikasi durian unggul suatu wilayah, disamping memperkenalkan keunggulan dari kultivar durian tersebut kepada masyarakat. Durian unggul yang menang kontes biasanya selalu ditanya orang dan dihargai sangat tinggi oleh pencinta durian” ujar Dr. PK Dewi Hayati, yang menjadi DPL KKN.

Kegiatan ini melibatkan kelompok pemuda Batu Busuk yang sangat antusias dengan pelaksanaan kontes buah durian yang dilakukan di Batu Busuk. “Kami ingin terus didampingi oleh Unand untuk dapat mengembangkan paket wisata mahuni durian pada musim durian yang akan datang” ujar Hendri, tokoh Pemuda Batu Busuk.

Paket wisata ini adalah berupa menunggui durian jatuh di pondok dan makan durian langsung di kebun. Anwar, RW Batu Busuk mengatakan bahwa tahun 2019, durian Rajo dan Malin dari Batu Busuk menjadi pemenang kontes durian di Solok sehingga beliau berharap akan banyak durian yang ikut kontes karena pelaksanaannya yang di Padang.

Kegiatan kontes buah durian unggul didukung oleh Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) Tropika Solok dan Dinas Pertanian Kota Padang dan Universitas Andalas.

Kegiatan ini adalah hasil kolaborasi dari berbagai kelompok KKN yang ada di Batu Busuk, Bungus, Lubuk Minturun, Limau Manis, Limau Manis Selatan dan Indarung.

Salsabyla, mahasiswa KKN yang menjadi PJ acara menjelaskan bahwa setiap pekebun durian yang ada di daerah tersebut dapat menghubungi posko KKN Unand yang ada di wilayah masing-masing untuk memfasilitasi pekebun mengikuti kontes. “Syarat pekebun yang ikut kontes adalah membawa tiga buah durian yang berasal dari satu pohon. Pekebun dipersilakan membawa sebanyak mungkin buah jika memiliki beberapa kandidat pohon durian yang diunggulkan," katanya.

Para pemenang memperoleh hadiah uang tunai, sertifikat dan bibit durian. Buah dapat diantarkan sendiri atau oleh mahasiswa KKN di lokasi masing-masing dari tanggal 17 hingga 20 Agustus 2021 untuk menghindari kerumunan. Sedangkan penjurian final berlangsung pada 21 Agustus 2021.

"Pelaksanaan kontes berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat sebagaimana pelaksanaan acara FGD sebelumnya”, imbuh mahasiswa yang dipanggil Aca ini.