Sarilamak, (ANTARA) - Bupati Limapuluh Kota, Sumatera Barat Safaruddin menginginkan agar Kampung Adat, yakni Kampung Saribu Gonjong (Sarugo) yang baru saja meraih juara 2 di Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2020 sebagai Kampung Adat Terpopuler bisa menjadi destinasi wisata unggulan di daerah tersebut.
"Harapan kami tentu Kampung Sarugo ini bisa menjadi destinasi wisata unggulan, saat ini Kampung Sarugo tidak hanya menjadi Limapuluh Kota tapi juga provinsi bahkan nasional," kata Safaruddin di Sarilamak, Rabu.
Ia mengatakan akan mengambil langkah memperjuangkan bagaimana Kampuang Sarugo menjadi terkenal dan memperbaiki sarana dan prasarana yang butuh perbaikan.
"Ini menjadi tanggung jawab Bupati ke depan, bagaimana kekurangan disempurnakan jalur transportasi dan sarana dan prasarana pendukungnya ditingkatkan," ujarnya.
Hal ini menurutnya juga tidak akan terlepas dari kolaborasi antara pemda, legislatif, dan masyarakat. Termasuk wali nagari yang harus mempunyai inovasi dan punya mimpi menjadikan nagarinya baik dan wali nagari harus berkompetisi sehat.
"Lakukan sinergitas antara bamus dengan tokoh nagari, jangan bereuforia dalam kemenangan dan trofi dibawa tidur sementara nagari didiamkan. Kita hidupkan kekompakan masyarakat," katanya.
Tak lupa, Safaruddin ingin kerja sama antara Pemkab Limapuluh Kota dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumbar) dapat terus terjalin. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan UM Sumbar dalam membina Kampung Sarugo.
Trofi dan piagam untuk Kampung Sarugo telah diterima oleh Bupati di Inaya Bay Komodo Hotel, Labuan Bajo, Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur pada Kamis, 20 Mei 2021 yang juga telah diserahkan kepada masyarakat Kampuang Sarugo pada Rabu (2/6).
Pada saat penyerahan trofi dan piagam tersebut juga dilangsungkan sekaligus dengan pengukuhan 12 pengurus kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Se Kecamatan Gunuang Omeh.
Anggota DPRD Limapuluh Kota Khairul Apit mengatakan bahwa pihaknya akan siap bersinergi bersama dengan pemerintah daerah untuk menjadi Kampung Sarugo menjadi lebih baik ke depannya.
"Akses jalan, sanitasi dan rumah-rumah yang telah rusak harus dapat kita benahi. Kalau hanya bertumpu kepada APBD Limapuluh Kota tentu akan lama, makanya kita harus bisa bersinergi dengan pemerintah provinsi dan pusat," ujarnya.
Rektor UM Sumbar Dr. Riki Saputra, MA mengatakan bahwa hasil yang didapat ini merupakan hal yang prestisius mengingat perjuangan yang dilakukan oleh seluruh pihak yang terlibat.
"Dasar di awal kenapa Kampuang Sarugo meraih juara dua itu hanya berangkat dari kesadaran menghargai proses dengan semangat kekeluargaan dan bukan semangat untuk menargetkan bisa menjadi juara," kata dia.
Ia mengatakan sebagai perguruan tinggi pihaknya akan tetap melakukan hal-hal yang akan berdampak langsung kepada masyarakat.
"Tanpa dimintapun ini tanggung jawab dari kami sebagai perguruan tinggi jadi tidak hanya memberikan ilmu di kelas, tapi bagaimana mahasiswa bisa mengabdi ke masyarakat dan memberikan dampak langsung kepada masyarakat," ujarnya. (*)