Jakarta, (ANTARA) - Lembaga pemikir bagi masyarakat sipil Institute for Essential Services Reform (IESR) merilis laporan terbaru berjudul “Deep decarbonization of Indonesia’s energy system: A pathway to zero emissions by 2050” yang menunjukkan bahwa secara teknologi dan ekonomi, sektor energi Indonesia mampu mencapai nol emisi karbon pada 2050.
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan laporan itu adalah kajian komprehensif pertama di Indonesia yang menggambarkan peta jalan mencapai emisi nol karbon dalam sistem energi nasional.
"Dekarbonisasi sistem energi Indonesia dapat membawa dampak signifikan bagi kawasan dan menginspirasi negara lain untuk mempercepat transisi energi. Komitmen politik dan kepemimpinan yang kuat dari Presiden Jokowi akan sangat diperlukan untuk mewujudkan hal ini," katanya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin.
Fabby menambahkan bahwa langkah pertama dan krusial dari upaya dekarbonisasi adalah dengan mencapai puncak emisi paling lambat pada 2030.
Menurutnya, dukungan kebijakan yang kuat akan membuat pembangkit energi terbarukan dapat dikembangkan dengan masif disertai dengan penurunan kapasitas pembangkit listrik fosil.
Laporan tersebut menggunakan model transisi sistem energi yang dikembangkan oleh Lappeenranta University of Technology (LUT), sehingga memperlihatkan bahwa Indonesia mampu menggunakan 100 persen energi terbarukan di sektor kelistrikan, industri, dan transportasi.
“Model itu didesain menggunakan resolusi hitungan waktu per jam dan terdiri dari wilayah-wilayah yang saling terhubung, sehingga sangat relevan untuk model transisi energi di Indonesia serta memastikan pasokan energi yang stabil di segala jam dan wilayah,” kata Professor Ekonomi Surya Lappeenranta University of Technology Christian Breyer.
Satu dekade mendatang akan menjadi penentu bagi upaya dekarbonisasi di Indonesia. Untuk mulai menurunkan emisi gas rumah kaca, Indonesia perlu memasang sekitar 140 gigawatt energi terbarukan dengan komposisi 80 persen pembangkit listrik tenaga surya pada 2030.
Selain itu, penjualan mobil listrik dan sepeda motor perlu ditingkatkan masing-masing menjadi 2,9 juta dan 94,5 juta pada 2030. Suatu peningkatan yang sungguh dramatis bila dibandingkan dengan tingkat penjualan kendaraan listrik yang masih minim saat ini.
Di sektor industri, pemenuhan kebutuhan panas industri menggunakan listrik perlu menjadi pilihan utama, diikuti oleh energi biomassa. Hal terpenting lainnya, PLN perlu menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara pada 2025.
Berita Terkait
Jalan provinsi di Pesisir Selatan putus akibat banjir
Senin, 2 Desember 2024 12:28 Wib
Peringati HGN dan HUT ke-79 PGRI, Pj Wako Lepas Jalan Santai Guru se-Kota Padang
Sabtu, 30 November 2024 14:42 Wib
Sambut Nataru, PLN UP3 Padang sapa pelanggan
Kamis, 28 November 2024 14:17 Wib
Jalan lintas Riau-Sumbar di Kampar amblas akibat curah hujan tinggi
Selasa, 26 November 2024 19:53 Wib
Empat kabupaten di Sumatera Barat dilanda banjir dan banjir bandang
Minggu, 24 November 2024 4:36 Wib
Pemprov Sumbar upayakan perbaikan jalan gunakan dana pusat
Selasa, 19 November 2024 4:35 Wib
Jalur Bancah Laweh sudah bisa dilalui, pengguna jalan diminta ekstra hati-hati
Senin, 18 November 2024 19:25 Wib
Pessel siapkan Rp5,7 miliar bangun jalan Bantaian-Bukit Kacik
Minggu, 17 November 2024 19:00 Wib