Padang (ANTARA) - Pilkada serentak 2020 yang diikuti 13 kabupaten dan kota serta satu provinsi di Sumatera Barat menghasilkan delapan kepala daerah muda yang berusia di bawah 40 tahun atau masih terbilang muda.
Bila sebelumnya para kepala daerah terpilih merupakan sosok yang matang dari segi pengalaman hingga usia kini terjadi pergeseran pilihan publik.
Tampil dan terpilihnya kepala daerah muda memberi angin segar bahwa orang muda pun kini punya ruang yang sama dengan para senior untuk berkontribusi sebagai pemimpin di daerahnya.
Ini juga setidaknya menghapus pandangan yang menyatakan belum tua belum boleh bicara dan memperkuat kutipan Soekarno dalam pidatonya yang menyatakan "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia."
Di usia 37 tahun Audy Joinaldy resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana sebagai Wakil Gubernur Sumbar 2021-2024.
Pria kelahiran Jakarta, 16 Mei 1983 itu merupakan Wakil Gubernur Sumbar termuda sepanjang sejarah yang ada di Ranah Minang.
Terpilihnya Audy sebagai Wakil Gubernur Sumbar lewat Pilkada 2020 juga mendobrak tradisi pemilihan gubernur di Sumbar yang mulai dilakukan secara langsung sejak 2005.
Sebab sejak tiga kali perhelatan pilgub pada 2005, 2010, 2015 pasangan yang terpilih adalah sosok yang usia wakilnya lebih tua daripada gubernur.
Pada Pilgub 2005 terpilih sebagai Wakil Gubernur Marlis Rahman dalam usia 63 tahun mendampingi Gamawan Fauzi yang berusia 48 tahun.
Kemudian di Pilgub 2010 terpilih sebagai Wakil Gubernur Muslim Kasim yang ketika itu berusia 68 tahun mendampingi Irwan Prayitno berumur 47 tahun.
Lalu di Pilgub 2015 terpilih Nasrul Abit yang berusia 56 tahun mendampingi Irwan Prayitno yang berusia 52 tahun.
Audy sebelumnya dikenal sebagai pengusaha di bidang pertanian dan perunggasan. Keterlibatannya dalam politik praktis merupakan buah pertemuannya dengan Mahyeldi yang ketika itu menjabat Wali Kota Padang di ruangan Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah.
Kini pemilik enam gelar akademik itu mulai menjalani mandat rakyat sebagai orang nomor dua di Sumatera Barat.
Beralih ke Kabupaten Dharmasraya, daerah yang berada di selatan Sumbar berjarak 190 kilometer dari Padang sudah dua periode dipimpin orang muda.
Adalah Sutan Riska Tuanku Kerajaan, pria kelahiran Solok, 27 Mei 1989 untuk kedua kalinya terpilih sebagai orang nomor satu di Ranah Cati Nan Tigo itu pada usia 32 tahun.
Pada pilkada setempat 2015 Sutan Riska dilantik jadi Bupati pada usia 26 tahun yang ketika itu tercatat sebagai bupati termuda di Indonesia.
Bergeser ke Kabupaten Sijunjung wilayah yang masih berada di selatan Sumatera Barat berjarak 100 kilometer dari Padang juga dipimpin oleh bupati yang berusia di bawah 40 tahun.
Ia adalah Benny Dwifa Yuswir lahir di Muaro, 13 Januari 1986 terpilih sebagai bupati pada usia 35 tahun. Benny terpilih pada pilkada 2020 menggantikan ayahnya Yuswir Arifin yang menjabat bupati dua periode sejak 2010.
Ia mengawali karir sebagai PNS dengan jabatan terakhir Kepala Bappeda Kabupaten Sijunjung.
Sementara di Kota Solok juga terpilih Wakil Wali Kota berusia muda bernama Ramadhani Kirana Putra. Ramadhani lahir di Solok, 8 Juli 1987 dan saat dilantik berusia 34 tahun.
Beranjak ke Bukittinggi kota wisata dengan hawa sejuk itu kini juga dipimpin wali kota muda. Bukittinggi kini dipimpin oleh Erman Safar pria kelahiran Bukittinggi, 13 Mei 1986 yang dilantik jadi orang nomor satu di kota Paris Van Sumatra dalam umur 35 tahun.
Sebelumnya Erman mengawali karir sebagai pengusaha dan dikenal dekat dengan ulama kondang Ustadz Abdul Somad.
Terus ke Kabupaten Limapuluh Kota yang berada di timur Sumatera Barat kini juga memiliki Wakil Bupati yang masih muda yaitu Rizki Kurniawan N.
Rizki lahir di Lubuk Jantan, 16 Januari 1987 dan saat dilantik sebagai Wakil Bupati berusia 34 tahun. Sosok yang pernah menjabat sebagai Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Unand itu merupakan pengusaha biro perjalanan umrah.
Bergeser sedikit ke Kabupaten Tanah Datar, di daerah itu juga terpilih Wakil Bupati muda. Orang nomor dua di Tanah Datar tersebut adalah Richi Aprian lahir di Bengkulu, 7 April 1984 dan berusia 37 tahun saat dilantik.
Pindah ke selatan, di Kabupaten Pesisir Selatan juga terpilih Wakil Bupati Rudi Hariansyah dalam usia 38 tahun. Pria kelahiran Tapan 2 Juli 1982 resmi menjadi orang nomor dua di Negeri Sejuta Pesona itu.
Regenerasi Kepemimpinan
Berdasarkan hasil sensus penduduk 2020 yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik, penduduk Sumatera Barat berdasarkan komposisi usia kini didominasi generasi milenial dan generasi Z.
Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Sumbar Krido Saptono mengatakan jumlah penduduk Sumbar saat ini telah mencapai 5,3 juta jiwa dengan generasi milenial mencapai 24,25 persen dan generasi Z 30,56 persen.
Generasi milenial adalah mereka yang lahir pada 1981-1996 dengan perkiraan usia saat ini 24-39 tahun. Sedangkan generasi Z lahir 1997- 2012 dengan rentang usia 8-23 tahun.
Tingginya persentase generasi Z dan generasi milenial merupakan peluang dan tantangan. Keduanya akan menjadi aktor yang pembangunan yang menentukan masa depan sumbar. Generasi milenial dan Z berpotensi membantu percepatan pertumbuhan ekonomi karena berada dalam usia produktif.
Mengacu kepada umur penduduk usia produktif 15-64 tahun meningkat dari 51,49 persen menjadi 68,65 persen yang berarti saat ini Sumbar tengah menikmati bonus demografi.
Menurutnya dengan luas wilayah 42.012.89 kilometer per segi maka kepadatan penduduk di Sumbar mencapai 132 jiwa per kilometer per segi.
Terpilihnya sejumlah sosok muda di pilkada 2020 sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah memberi sinyalemen regenerasi kepemimpinan di Sumbar berjalan cukup baik.
Pengamat politik Unand Padang Andri Rusta melihat salah satu kelebihan dari sosok muda adalah mereka tidak memiliki dosa masa lalu.
Menurutnya pengaruh usia dalam pilkada tidak signifikan karena orang lebih cenderung melihat rekam jejak dan figur. Sosok muda yang terpilih di pilkada 2020 adalah orang-orang yang sudah dikenal masyarakat sebelumnya melalui berbagai kiprah.
Masyarakat juga kian pintar melihat rekam jejak calon kepala daerah. Jika ada tokoh baru masih muda tidak punya dosa politik akan cenderung dipilih, ketimbang yang sudah senior namun punya masalah politik.
"Tapi ini adalah langkah maju dan tantangan bagi tokoh muda untuk membuktikan bisa bekerja dengan baik sebagai kepala daerah," ujarnya.
Para kepala daerah muda ini kendati sebelumnya tidak memiliki pengalaman di birokrasi pemerintahan namun mereka adalah pembelajar cepat.
Sebut saja Sutan Riska di usia 26 tahun jadi bupati tapi bisa membawa Kabupaten Dharmasraya cukup maju, kata dia.
Pada sisi lain kelebihan tokoh muda adalah kekuatan lobi dan cara berpikir yang lebih taktis sehingga mau bekerja keras membangun daerah.
Ia berharap ke depan akan semakin banyak sosok muda terpilih jadi kepala daerah termasuk pada pilkada 2024 yang mewarnai dan bertarung di dunia politik sehingga regenerasi berjalan baik.
Yang muda yang jadi kepala daerah
Ini juga setidaknya menghapus pandangan yang menyatakan belum tua belum boleh bicara dan memperkuat kutipan Soekarno dalam pidatonya yang menyatakan "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan