Cacat tak kurangi semangat Athazil Ikhsan menuntut ilmu

id cacat

Cacat tak kurangi semangat Athazil Ikhsan menuntut ilmu

Seorang anak SD di Talamau Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar Athazil Ikhsan (13) membutuhkan kaki palsu untuk mendukung aktivitasnya karena tidak ada biaya membeli kaki palsu. (ANTARA/HO)

Simpang Empat (ANTARA) - Seorang pelajar kelas V Sekolah Dasar di Sialang Gadang Jorong Sungai Jernih Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat Athazil Ikhsan (13) membutuhkan kaki palsu untuk mendukung aktivitasnya.

Menurut Ketua KolaborAksi Kemanusiaan Pasaman Barat Decky H Syahputra di Simpang Empat, Kamis, mengatakan pelajar itu memang sudah memiliki kaki palsu. Namun, sudah sempit dan rusak karema telah dipakai dalam aktivitasnya sehari-hari.

Ia sangat berharap ada perhatian atau bantuan untuk dirinya mendapatkan bantuan kaki palsu baru.

Decky H Syahputra menyebutkan pihaknya mendapatkan informasi mengenai kondisi anak itu dari seorang penyuluh pertanian di daerah tersebut.

"Ada rekan kita seorang penyuluh di Talu yang memberikan informasi. Anak ini sudah sangat lama memimpikan bisa memiliki kaki palsu yang baru, untuk itu kita akan bantu menggalang dana agar bisa membelikannya kaki palsu baru tersebut," sebutnya.

Ia menjelaskan Atzhil Ikhsan mengalami cacat sejak lahir. Namun, semangatnya untuk sekolah tidak kalah dengan semangat teman-temannya yang lain.

"Memang harus menahan sakit ketika menggunakan kaki palsunya itu, namun semangatnya untuk bersekolah luar biasa. Makanya, kita ingin sekali membantunya untuk bisa punya kaki palsu baru agar nyaman ketika dipakai," katanya.

Atzhil Ikhsan merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Ayahnya M. Tabrik (56) hanya seorang petani dengan penghasilan tidak seberapa, sedangkan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga.

"Keluarganya adalah keluarga kurang mampu. Namun, kita melihat semangat orang tuanya untuk menyekolahkan anak-anak mereka begitu tinggi," ujarnya.

Decky mengatakan pengakuan dari orang tua Athzil kaki palsu yang dugunakan saat ini merupakan bantuan saat ia akan masuk sekolah dasar. Kaki palsunya itu pemberian atau bantuan dari pemerintah.

Namun, sejalan dengan bertambahnya umur Ikhsan, kaki palsunya itu sudah sempit dan mulai rusak, sehingga Athzil merasa kesakitan memakainya.

Namun, karena tidak ingin tertinggal pelajaran, Athzil memaksakan diri untuk terus memakai kaki palsu yang sudah sempit itu untuk ke sekolah.

Melihat kondisi itulah pihaknya akan meneruskan informasi itu ke Pemkab Pasaman Barat melalui Dinas Sosial dan Baznas serta kepada para dermawan yang berkenan membantu mewujudkan mimpi Athzil untuk mendapatkan kaki palsu baru.

"Kami sudah cek harga kaki palsu itu. Harganya kisaran Rp5 juta sampai Rp9 juta. Bagi para dermawan yang mau berbagi dalam kegiatan sosial ini, silakan salurkan infaknya melalui rekening MRPB PEDULI Nomor Rekening 0615-01-008410-53-1 Bank Rakyat Indonesia (BRI)," harapnya. (*)