Padang (ANTARA) - Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sosiologi SMA Sumatera Barat memastikan belum menemukan adanya tautan situs porno di buku pelajaran Sosiologi sebagaimana yang ditemukan di Jawa Barat.
"Hingga saat ini kami memastikan belum menemukan buku yang dimaksud, buku yang membikin heboh itu adalah mata pelajaran Sosiologi kelas XII," kata Ketua MGMP Sosiologi SMA Sumbar Ikhsanul Ikhwan di Padang, Sabtu.
Menurutnya buku Sosiologi diterbitkan oleh banyak penerbit dan di sekolah tidak mewajibkan memakai salah satu buku tertentu dipakai oleh siswa.
"Yang penting acuannya adalah sesuai dengan kurikulum dan silabus yang ditetapkan Kemendikbud," ujarnya.
Ikhsan memastikan berdasarkan penelusurannya buku yang ditemukan di Jawa Barat tersebut tidak masuk ke Sumbar.
Ia menerangkan di kelas XII SMA untuk mata pelajaran Sosiologi memang ada salah satu materi soal kearifan lokal dan pemberdayaan komunitas, dan mengingat bukunya beredar di Jawa Barat mengangkat kebudayaan Sunda.
"Kalau di Sumbar maka materinya bukan soal budaya Sunda melainkan budaya Minang karena lebih dekat dan relevan," ujarnya.
Terkait temuan di Jawa Barat ia menilai buku itu sudah dipakai sejak 2016 dan baru diketahui ada persoalan pada 2021.
"Diduga kuat karena saat ini tingkat melek teknologi kian tinggi sehingga hal seperti itu cepat diketahui apalagi siswa belajar daring," ujarnya.
Ke depan ia mengajak semua pihak memastikan guru selektif menggunakan bahan ajar dan menggunakan referensi yang tepat dan valid.
Sebelumnya Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) menerima laporan dari guru di daerah Jawa Barat mengenai adanya tautan situs porno di dalam Buku Pelajaran Sosiologi SMA Kelas XII.
Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim dalam keterangan tertulis mengatakan tautan situs yang bermuatan pornografi ditemukan dalam materi di buku sosiologi yang membahas tentang pemberdayaan masyarakat Kampung Naga di Jawa Barat.
"Sampai pernyataan resmi ini dibuat, P2G masih menemukan bahwa situs yang ditautkan di dalam buku resmi siswa tersebut masih ada berisikan konten porno," kata Satriwan.
Ia mengatakan P2G khawatir siswa akan membuka tautan situs yang memuat konten porno jika buku pelajaran sosiologi itu masih digunakan.
"Itu sangat berbahaya bagi pendidikan dan moral anak bangsa," katanya.
P2G menduga buku pelajaran yang memuat tautan situs porno tersebut tidak hanya tersebar dan digunakan di wilayah Jawa Barat saja, tapi kemungkinan juga digunakan di daerah lain karena buku itu dijual bebas.
"Peristiwa seperti ini sebenarnya sudah beberapa kali terjadi, yaitu fakta bahwa dalam buku pelajaran siswa/guru terdapat konten yang tidak mendidik sama sekali bahkan merusak pendidikan anak bangsa," kata Satriwan.
P2G meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk menarik buku Sosiologi Kelas XII yang sudah beredar dan digunakan sebagai pendukung pembelajaran siswa.