Payakumbuh (ANTARA) - Pembelajaran tatap muka di SMA Negeri 4 Payakumbuh, Sumatera Barat tidak dapat dilaksanakan sementara waktu setelah hasil tes usap salah satu guru dinyatakan positif terjangkit corona virus disease 2019 (COVID-19).
"Iya, ada salah satu guru SMA Negeri 4 Payakumbuh yang dinyatakan positif COVID-19 sehingga untuk sementara waktu sekolah tersebut belum bisa dibuka," kata Kasi SMK/LB cabang dinas pendidikan wilayah IV Provinsi Sumbar, Yusrizal di Payakumbuh, Kamis.
Ia mengatakan saat ini seluruh gedung dan fasilitas di SMA Negeri 4 Payakumbuh sedang dalam tahap sterilisasi. Petugas kesehatan juga telah mendata kontak guru tersebut.
"Sekarang seluruh siswa SMA 4 melaksanakan pembelajaran melalui daring sampai memang sudah steril dan memungkinkan untuk dibuka kembali," ujarnya.
Ia mengatakan secara umum izin untuk dapat melaksanakan sekolah tatap muka di Payakumbuh memang sudah dikeluarkan, namun juga harus memenuhi segala persyaratan salah satunya mengikuti tes.
Sesuai dengan kebijakan di Kota Payakumbuh, seluruh guru di tahap awal diwajibkan untuk melakukan tes cepat. Ketika hasil tes cepat reaktif, baru dilanjutkan dengan tes usap.
"Contohnya itu guru kita ini, ketika tes cepat dia reaktif dan dilanjutkan dengan tes usap yang ternyata hasilnya juga positif," ujarnya.
Ia mengatakan proses tes cepat untuk guru SMA di Kota Payakumbuh dilakukan secara bertahap yang telah di mulai semenjak 11 Januari 2021 dan hingga saat ini masih berlangsung.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan setempat Bakhrizal mengatakan dalam rangka mengantisipasi penyebaran COVID-19 di sekolah, pihaknya akan melakukan tes cepat kepada 3.600-an guru di daerah itu.
Ia mengatakan jika nantinya ada guru yang positif, pihaknya akan langsung melakukan pelacakan kontak baik itu siswa dan guru bahkan lingkungan sekitar tempat tinggal guru.
Dari pembelajaran tatap muka yang telah dilaksanakan, beberapa catatan atau evaluasi yang didapatkan oleh pihaknya sekarang, yakni sulit mengendalikan siswa terkhusus siswa SD dan SMP dalam menjalankan protokol kesehatan.
"Kami setiap harinya terus melakukan cek ke lapangan, di sekolah siswa kita memang menggunakan masker, susahnya itu ketika di luar gerbang sekolah. Mereka cenderung berkumpul saat pulang sekolah," ujarnya.