Nasrul Abit: Mentawai harus miliki komoditi unggulan untuk maju

id Nasrul Abit, Padang, Pilgub, Sumbar

Nasrul Abit: Mentawai harus miliki komoditi unggulan untuk maju

Calon Gubernur Sumbar Nasrul Abit saat berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai (Istimewa)

Padang, (ANTARA) - Calon Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan Kabupaten Kepulauan Mentawai harus memiliki komoditas unggulan agar pengembangan di sektor tersebut dapat fokus.

"Komoditas pertanian Mentawai harus dikembangkan menjadi bahan bernilai guna. Caranya ialah dengan memanfaatkan teknologi atau dikelola dalam jumlah besar," kata dia di Mentawai, beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan harus ada komoditas yang bisa dikembangkan seperti pisang.

"Kita bisa bangun pabrik pengolahan pisang. Jadi, pisang tidak dijual per tandan lagi. Pisang kita olah agar tidak berat di ongkos. Pisang bisa diolah menjadi keripik atau yang lainnya,” kata dia.

Ia mengatakan jika terpilih menjadi gubernur, hal pertama yang dilakukan ialah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Kerja sama itu dilakukan agar pemerintah provinsi bisa masuk untuk menuntaskan persoalan Mentawai.

“Gubernur dan bupati harus sejalan. Harus ada sinkronisasi sehingga kita bisa tuntaskan masalah bersama-sama, termasuk pemerintah pusat,” katanya.

Nasrul Abit menuturkan bahwa masih banyak persoalan yang harus dibenahi untuk mengeluarkan Mentawai dari status daerah tertinggal.

Ia menyebut bahwa ada enam kriteria dengan 27 indikator yang harus dibenahi bila suatu daerah ingin entas dari status tertinggal.

“APBD kabupaten yang sangat terbatas dipastikan tidak akan bisa meningkatkan semua indikator itu dan butuh sinkronisasi program dengan pemerintah provinsi dan pusat,” katanya.

Sementara itu warga Dusun Puro, Desa Muara Siberut, Kecamatan Siberut Selatan, Mentawai Laban meminta Nasrul Abit mencarikan solusi atas persoalan itu jika terpilih menjadi gubernur.

"Beginilah nasib kami, Pak Nasrul. Mentawai susah maju. Ditanam pisang, pisang murah. Ditanam pinang, pinang murah. Begitu juga cengkeh. Jika dijual keluar mahal di ongkos, Pak, padahal produksi pisang kami melimpah di sini,” kata dia.