BRI Wilayah Padang beri pencerahan generasi milenial literasi keuangan

id BRI, literasi keuangan,inklusi keuangan,webiner,Semarak Literasi, kanwil BRI Padang

BRI Wilayah Padang beri pencerahan generasi milenial literasi keuangan

Pimpinan BRI Wilayah Padang Wahju Hidajat (kiri) bersama para pemeteri saat bertajuk webiner literasi keuangan bertajuk "Semarak Literasi Keuangan di Era New Normal" HARTA, TAHTA & PEVITA (ProtEksi, inVestasI & TAbungan). (Antara/Ist) (Antara/Ist)

Padang (ANTARA) - BRI Kantor Wilayah Padang memberi pencerahan terhadap generasi milenial di Sumatera Barat tentang literasi keuangan dalam upaya meningkatkan pemahaman dan mengenal produk-produk jasa keuangan melalui webiner secara virtual.

Webiner bertajuk "Semarak Literasi Keuangan di Era New Normal" HARTA, TAHTA & PEVITA (ProtEksi, inVestasI & TAbungan) dibuka oleh Direktur Konsumer BRI Handayani secara virtual, Rabu.

Peserta dalam webiner literasi dengan peserta dominan mahasiswa dari tiga perguruan tinggi, yakni Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Andalas dan Universitas Putra Indonesia (UPI YPTK) Padang.

Pembicara pada kegiatan itu, Wahju Hidajat - Pemimpin Wilayah BRI Padang Wahyu Hidajat, Wakil Rektor UNP Hendra Syarifuddin, M.Si, Ph.D, Brand Activator & Social Media Influencer Satria Haris, Partnership Distribution Henan Putihrai Asset Management Vicky Hanggara dan sejumlah pembicara liannya.

Direktur Konsumer BRI Handayani menyampaikan, pihaknya akan terus melakukan percepatan inklusi keuangan melalui program jasa investasi keuangan.

Melalui webiner ini hendaknya para generasi milenial sebagai "Insan Berlian Indonesia" dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai literasi keuangan.

Pimpinan BRI Wilayah Padang Wahju Hidajat dalam sambutannya mengatakan saat pandemi COVID-19 ini mengajarkan kepada kita semua untuk harus bisa memikirkan proteksi diri dan keluarga.

Menurut dia, kini era kenormalan baru atau new normal sekarang berbeda dengan keadaan normal pada sebelumnya terjadi pandemi COVID-19 karena terjadi perubahan.

Justru itu, tambahnya, perlu ada kesadaran terhadap proteksi diri, keluarga dan lingkungan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Tak hanya itu, kita juga harus sadar dengan memproteksi asset yang dimiliki ke depannya, karena dampak pandemi COVID-19 berdampak terhadap bidang ekonomi, misalnya terjadi pemutusan hubungan kerja dan kesulitan secara finansial.

Oleh karena itu, literasi keuangan adalah memberi pendidikan keuangan kepada masyarakat supaya paham dan mengerti mengelola uang yang ada, misalnya menyimpan dan memilih investasi yang tepat.

"Kita sudah menyediakan produk yang sesuai dengan milenial. Selain mengubah stigma bahwa BRI selama ini merupakan bank yang belum dekat dengan anak muda. Sebenarnya sekarang tetap dekat secara kovensional dan ke depan bisa BRI menjadi bank generasi milenial," katanya.

Melalui webiner seperti ini, ia berhadap generasi muda yang belum melek literasi keuangan mendapatkan pengetahuan.

Ia mengatakan, berdasarkan data menunjukkan investor di bawah umur 30 tahun baru sekitar 48 persen, diharapkan generasi muda ke depan bisa terus punya proteksi dalam menatap kehidupan masa depan.

Melalui iven webiner ini, tambahnya, peserta bisa memahami literasi keuangan, tahu produk-produk perbankan yang uptudate, dapat menghindari pinjaman-pinjaman yang penggunaan yang tidak tepat.

Kemudian bisa lebih bijaksana dalam mengelola keuangan dan menempatkan secara tepat, serta investasi untuk masa depan.

"BRI sebagai bank terbesar dapat mewadahi generasi muda atau kaum milenial. Kini BRI sudah punya produk digital banking, buka rekening jaman now tak perlu datang ke kantor BRI. Semoga BRI bisa dekat dihati generasi muda," katanya.
Pimpinan BRI Wilayah Padang Wahju Hidajat foto usai menggelar webiner literasi keuangan bertajuk "Semarak Literasi Keuangan di Era New Normal" HARTA, TAHTA & PEVITA (ProtEksi, inVestasI & TAbungan). (Antara/Ist)


Hendra Syarifuddin, M.Si, Ph.D menyampaikan literasi sangat penting bagi semua pihak karena dengan perkembangan pengelolaan keuangan era digital sekarang sudah terjadi perubahan, jika tidak diikuti dan dipahami tentu akan tertinggal termasuk generasi muda.

Apalagi sekarang transaksi kebutuhan hampir semuanya sudah sistem elektronik dan dengan COVID-19 ini makin mempercepat digitalisasi keuangan.

Pembicara lainnya Fajri mengatakan hasil survei dilakukan terhadap generasi milenial dan sesuai dengan data yang didapatkan tersebut, bahwa umur 20-30 tahun sudah melek literasi keuangan. Bahkan hampir 30 persen yang milenial sudah memproteksi jasa keuangan.

Satria Haris mengatakan digitalisasi adalah kunci untuk menyebarkan literasi keuangan melalui konten-konten yang kreatif.

Menurut Haris, milenial cukup siap dengan investasi karena sudah melek seperti main saham dan dengan sistem online sekarang semua bisa dilakukan oleh generasi muda.