40 orang pemandu selam di KWBT Mandeh Pesisir Selatan dilatih

id berita pesisr selatan,berita sumbar,mandeh

40 orang pemandu selam di KWBT Mandeh Pesisir Selatan dilatih

Suasana pelatihan pemandu selam di KWBT Mandeh di salah satu hotel di Painan. (antarasumbar/Istimewa)

KWBT Mandeh memiliki berbagai pilihan berwisata salah satunya menyelam, terkait hal itu makanya kami menggelar pelatihan ini,
Painan (ANTARA) - Sebanyak 40 orang pemandu selam di Kawasan Wisata Terpadu Bahari (KWBT) Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dilatih dalam upaya meningkatkan kapasitas mereka ketika mendampingi wisatawan.

"KWBT Mandeh memiliki berbagai pilihan berwisata salah satunya menyelam, terkait hal itu makanya kami menggelar pelatihan ini," kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Pesisir Selatan, Hadi Susilo saat membuka kegiatan di salah satu hotel di Painan, Jumat.

Ia menambahkan usai mengikuti pelatihan para pemandu selam akan diberikan sertifikat, dokumen itu bisa digunakan untuk meyakinkan wisatawan bahwa mereka memiliki kompetensi dibidang tersebut.

Selain menjadi pemandu selam, para peserta juga kami siapkan sebagai tim gerak cepat jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan saat wisatawan berada di perairan Mandeh.

"Pelatihan kami gelar berkelanjutan dan respon peserta dalam kegiatan ini cukup baik," ungkapnya.

Di perairan KWBT Mandeh, ungkapnya selain terdapat terumbu karang yang indah dan berbagai jenis ikan yang sedap di pandang mata, juga terdapat objek menyelam berkelas dunia yakni bangkai kapal MV Boeloengan milik Belanda.

Ia mengatakan Kapal MV Boeloengan diperkirakan tenggelam setelah dibombardir tentara Jepang di era perang dunia II sekitar tahun 1942 dan berada di kedalaman sekitar 20 hingga 25 meter.

Berdasarkan identifikasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan kapal diketahui memiliki lebar bagian tengah 11 meter, lebar buritan 13 meter, lebar haluan 10 meter, tinggi delapan meter dan panjang 74 meter.

Kapal tersebut didesain pada 1915 sebagai kapal transportasi bermesin diesel sepanjang 72,6 meter.

Penggunaanya selain disesuaikan dengan desainnya, kapal ini juga kerap dipakai oleh pejabat kolonial Belanda untuk berkunjung ke Kesultanan Bulungan di Kalimantan Timur.