Padang (ANTARA) - Bank Sampah Pancadaya, Padang, Sumatera Barat meluncurkan pelayanan melalui aplikasi digital "Bank Sampah Pancadaya" untuk mempermudah masyarakat saat menabung sampah selama pandemi COVID-19.
Direktur Bank Sampah Pancadaya Mina Dewi Sukmawati di Padang, Jumat, mengatakan aplikasi yang diluncurkan tersebut bertujuan untuk mempermudah masyarakat saat menabung ke Bank Sampah Pancadaya.
"Biasanya nasabah Bank Sampah Pancadaya langsung mengantarkan sampah mereka ke kantor yang beralamat di belakang kantor Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat," tambah dia.
Menurut dia dengan adanya aplikasi Bank Sampah Pancadaya tersebut tentu akan lebih memudahkan masyarakat dalam menabung karena tidak perlu repot mengantarkan langsung ke Bank Sampah.
Ia berharap dengan adanya aplikasi tersebut dapat menambah jumlah nasabah Bank Sampah Pancadaya.
"Kami berharap ke depannya dengan aplikasi ini nasabah Bank Sampah tidak hanya berasal Kecamatan Kuranji saja, tetapi mencapai masyarakat di se-Kota Padang khususnya. Karena dengan aplikasi ini jangkauannya lebih luas," jelas dia.
Peluncuran aplikasi Bank Sampah Pancadaya tersebut, kata dia merupakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang diinisiasi oleh dosen Universitas Taman Siswa (Unitas) Padang.
Lebih lanjut, ia menerangkan saat ini kepedulian masyarakat setempat terhadap sampah mulai meningkat. Hal itu terlihat pada jumlah nasabah yang terus meningkat sejak adanya program menabung sampah menjadi emas yang bekerja sama dengan Pegadaian.
"Alhamdulillah nasabah Bank Sampah Pancadaya saat ini terus meningkat, bahkan mencapai 600 orang dan diperkirakan akan mencapai 1.000 nasabah," kata dia.
Jenis sampah yang bisa dijual ke Bank Sampah Pancadaya berupa botol plastik bekas, kantong plastik, sampah ekobrik, karton bekas, koran bekas, kaleng bekas dan beberapa jenis sampah lainnya dengan harga yang beragam.
Kemudian harga penjualan tersebut ditukarkan dengan tabungan emas di Pegadaian.
Beberapa sampah yang sudah dikumpulkan oleh Bank sampah akan diolah menjadi produk kerajinan berupa tas, gantungan kunci, aksesori, kotak tisu dan produk lainnya yang bernilai jual tinggi.
"Seperti gantungan kunci yang terbuat dari karton bekas dijual Rp5.000 per biji," sambungnya.
Di samping itu, Risky Deandhika (24) yang menciptakan aplikasi Bank Sampah Pancadaya tersebut mengatakan aplikasinya sangat mudah digunakan yaitu cukup didownload melalui google Play Store.
Pada aplikasi tersebut telah tersedia beberapa fitur layanan yang akan memudahkan nasabah untuk menjadi member dari Bank Sampah Pancadaya.
Dalam aplikasi itu, selain menabung emas, masyarakat juga bisa menjual produk kerajinan daur ulang dengan syarat harus mendaftar dulu manjadi nasabah Bank Sampah Pancadaya.
"Untuk saat ini aplikasinya memang belum bisa diunduh di Google Play Store, karena masih menunggu persetujuan. Insyaallah dalam waktu dekat ini sudah bisa digunakan," tambah dia.
Sementara Camat Kuranji, Eka Putra Bukhari mengapresiasi dan akan mendukung setiap program yang digelar oleh Bank Sampah Pancadaya tersebut.
Menurut dia aplikasi Bank sampah merupakan solusi dalam menjaga kebersihan lingkungan. Melalui aplikasi tersebut nasabah cukup menabung sampah dari rumah tanpa kesulitan lagi datang ke Bank sampah, melalui layanan jemputan.
Ia berharap setiap program yang dikembangkan Bank Sampah Pancadaya terus berkembang ke depannya dan mampu mengatasi persoalan Kota Padang tentang sampah. Terutama sampah plastik.
