Kabupaten Banyuasin, Sumsel jaga ketahanan pangan di tengah pandemi COVID-19

id panen,padi,COVID-19,banyuasin

Kabupaten Banyuasin, Sumsel jaga ketahanan pangan di tengah pandemi COVID-19

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementrian Pertanian sekaligus Penanggung Jawab Upaya Khusus Swasembada Pangan Padi jagung Kedelai (Pajale) di Provinsi Sumsel Momon Rusmono menjajal mesin bajak lahan saat meninjau Upaya Khusus Percepatan Olah Lahan di Desa Telang Jaya Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Selasa (21/8). Untuk mencapai target Swasembada pangan di Provinsi Sumsel Kementerian Pertanian melakukan Upaya Khusus Percepatan olah lahan terutama di empat kabupaten yaitu Kabupaten Banyuasin, Ogan Ilir (OI), Ogan Komering Ilir (OKI, dan Ogan Komering Ulu (OKU) Timur. (ANTARA News Sumsel/Feny Selly/18)

Saat ini Banyuasin memiliki luas lahan pertanian 174.371 hektare, dengan rincian luas lahan rawa pasang surut 148.658 hektare dan luas lahan rawa lebak 25.713 hektare,
Pangkalai Balai (ANTARA) - Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) yang menjadi sentra produksi beras terbesar di Sumsel fokus menjaga ketahanan pangan dengan mengawal kegiatan panen petani pada April 2020 di tengah pandemi COVID-19.

Bupati Banyuasin Askolani di Pangkalan Balai, Minggu, mengatakan sejak dua pekan ini petani di sejumlah desa secara simultan melakukan panen, seperti di Kecamatan Rambutan.

Ia mengatakan saat ini Banyuasin memiliki luas lahan pertanian 174.371 hektare, dengan rincian luas lahan rawa pasang surut 148.658 hektare dan luas lahan rawa lebak 25.713 hektare.

Pada 2020, pemkab menargetkan luas tanam bertambah menjadi 235.086 hektare yang diprioritaskan untuk tanam reguler dan IP 200.

“Luas panen sendiri ditargetkan 229.209 hektare pada tahun ini, tapi pada April saja sudah mencapai 102.294 hektare,” ujar Askolani.

Berkat panen pada April ini, produksi beras di Banyuasin sekitar 298.329 ton dimana kebutuhan pangan beras selama 4 bulan bagi penduduk Banyuasin hanya berkisar 32.280 ton.

Ia mengatakan, dengan target seperti itu, pemkab sangat mengharapkan bantuan alat mesin pertanian dari Kementerian Pertanian.

“Rata-rata per bulan, kebutuhan pangan masyarakat kita itu hanya 8.070 ton saja. Artinya ketersediaan pangan beras kita ini tetap surplus sehingga kita bisa menyokong kebutuhan pangan nasional,” kata dia.