Jakarta, (ANTARA) - PT Rajawali Nusantara Indonesia atau RNI (Persero) menyebut bahan baku lapisan dalam masker yang diimpor dari luar negeri merupakan komponen krusial dalam produksi masker.
"Komponen lapisan dalam, kalau untuk kainnya kita bisa ambil dari produsen lokal, perihal asli atau KW pun tidak masalah kalau sedang dalam kondisi darurat atau emergency. (lapisan dalam) Itu yang tidak bisa kita produksi," ujar Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo di Jakarta, Jumat.
Pihaknya saat ini mendeteksi bahan baku lapisan dalam masker itu terdapat di Prancis.
"Kita baru ke deteksi ada di Prancis, tapi sampai sekarang mereka belum kasih, mungkin permintaan juga banyak negara lain, atau Prancis melindungi produksi bahan baku tersebut demi kebutuhan dalam negerinya," katanya.
Saat ini RNI sedang terus mengejar dan mengupayakan bahan baku tersebut, mengingat jika bahan baku sudah tersedia pihaknya bisa memproduksi ribuan masker dalam waktu satu jam.
"Kalau normal 5-7 juta masker. Target saya minimal bulan ini saya bisa produksi 1 juta, kalau barang masuk, cepat produksi seminggu selesai. Saya kejar terus tiap hari. Minimal ada komitmen," ujar Eko.
Sebelumnya PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI mengungkapkan persediaan stok masker dan hand sanitizer aman serta tersedia untuk kebutuhan darurat.
Eko mengatakan bahwa pihaknya tidak melempar ke pasar, karena RNI bekerja sama dengan Kimia Farma sebagai BUMN pemerintah yang resmi.
Terkait hand sanitizer dan peralatan-peralatan kesehatan lainnya, Dirut RNI tersebut memastikan stoknya aman serta tersedia. (*)