Padang, (ANTARA) - Komisi VIII DPR RI meminta studi tentang penanganan abrasi di Pantai Padang segera dilakukan agar bisa diambil keputusan yang tepat dalam menangani dampaknya sehingga kerusakannyatidak semakin parah.
"Kondisi Tugu Merpati Perdamaian yang terkena abrasi di Pantai Padang cukup menyedihkan, oleh sebab itu harus segera dilakukan studi kajian untuk mengambil keputusan dan solusi penanganan yang tepat," kata Pimpinan Komisi VIII DPR RI Ihsan Yunus di Padang, Jumat saat meninjau peninjauan abrasi yang terjadi di kawasan Pantai Padang sebagai rangkaian reses Komisi VIIIke Sumbar.
Menurut dia ada tiga pilihan yang bisa diambil untuk penanganan abrasi di Pantai Padang yaitu melakukan penimbunan 100 meter ke arah laut dengan tanah dan batu atau dengan tanaman bakau.
"Selain itu ada juga pandangan untuk membangun batu pemecah ombak," kata dia.
Terkait dengan usulan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar dilakukan penanaman pohon cemara udang ia menilai perlu kajian lebih lanjut.
"Semuanya harus mengacu kepada studi yang dilakukan karena khawatirnya setelah di tanam kembali dihantam abrasi," ujarnya.
Sementara Wakil Wali Kota Padang Hendri Septa yang ikut mendampingi kunjungan berharap anggaran yang telah dijanjikan oleh pusat bisa direalisasikan untuk menangani abrasi di Pantai Padang.
Rencananya akan dibangun brick quarter atau batu penahan sepanjang 19 kilometer mulai dari Pantai Padang hingga Pantai Pasir Jambak dengan tujuh tahun pengerjaan.
I"tu anggarannya langsung dari Kementerian PUPR melalui BNPB," kata dia.
Akan tetapi Hendri mengatakan untuk jangka pendek ia akan tetap mengupayakan membangun penahan sementara khususnya di Tugu Merpati Perdamaian.
Komisi VIII DPR tinjau abrasi di Tugu Merpati Perdamaian: menyedihkan (Video)
Rombongan Komisi VIII DPR RI meninjau dampak abrasi di Tugu Merpati Perdamaian Pantai Padang, pada Jumat (28/2). (Antara/Ikhwan Wahyudi)
