Gubernur Papua mohon maaf kepada suku Minangkabau, siap rekonstruksi rumah, toko rusak dan terbakar
Jayapura, (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua menjamin keamanan semua warga negara RI yang tinggal di Bumi Cenderawasih termasuk di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pascarusuh belum lama ini.
Gubernur Papua Lukas Enembe di Jayapura, Senin, mengatakan atas nama pemerintah daerah juga menyampaikan permohonan maaf dan siap melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi aset-aset milik pemerintah daerah, rumah, serta toko dan kios masyarakat yang rusak juga terbakar.
"Permohonan maaf dan rasa belasungkawa sebesar-besarnya bagi masyarakat yang menjadi korban kerusuhan di Wamena pada 23 September 2019," ujarnya.
Dia menjelaskan hal ini disampaikannya bagi saudara-saudara masyarakat dari suku Minangkabau, Makasar, Bugis, Toraja, Minahasa, Jawa, Madura, Sunda, Maluku dan Nusa Tenggara dan suku bangsa Indonesia lainnya di manapun berada.
Baca juga: Baru 258 orang Sumbar yang kirim bantuan untuk perantau Minang di Wamena
"Penanganan mendesak kini adalah untuk mengevakuasi korban kerusuhan baik yang meninggal maupun yang luka-luka," katanya.
Menurut Lukas, pihaknya juga menyediakan makan dan minum serta kebutuhan hidup mendesak lainnya bagi masyarakat yang mengungsi di Kodim dan Polres serta gereja juga masjid.
Baca juga: Kabupaten Lanny Jaya, Papua jadi tempat aman bagi pengungsi dari Wamena
Sebelumnya, beberapa pemerintah provinsi di Indonesia telah menginstruksikan perwakilannya untuk membantu mengevakuasi warganya yang tinggal di Wamena, Kabupaten Jayawijaya ke tempat lebih aman pascakerusuhan belum lama ini.
Beberapa di antaranya yakni Sumatera Barat, Provinsi NTB dan Jawa Timur telah mengirimkan tim serta perwakilan untuk memantau warganya yang menjadi korban dari kerusuhan Wamena belum lama ini. (*)
Baca juga: Perantau asal Sulawesi Selatan sudah 24 orang meninggal di Wamena
Gubernur Papua Lukas Enembe di Jayapura, Senin, mengatakan atas nama pemerintah daerah juga menyampaikan permohonan maaf dan siap melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi aset-aset milik pemerintah daerah, rumah, serta toko dan kios masyarakat yang rusak juga terbakar.
"Permohonan maaf dan rasa belasungkawa sebesar-besarnya bagi masyarakat yang menjadi korban kerusuhan di Wamena pada 23 September 2019," ujarnya.
Dia menjelaskan hal ini disampaikannya bagi saudara-saudara masyarakat dari suku Minangkabau, Makasar, Bugis, Toraja, Minahasa, Jawa, Madura, Sunda, Maluku dan Nusa Tenggara dan suku bangsa Indonesia lainnya di manapun berada.
Baca juga: Baru 258 orang Sumbar yang kirim bantuan untuk perantau Minang di Wamena
"Penanganan mendesak kini adalah untuk mengevakuasi korban kerusuhan baik yang meninggal maupun yang luka-luka," katanya.
Menurut Lukas, pihaknya juga menyediakan makan dan minum serta kebutuhan hidup mendesak lainnya bagi masyarakat yang mengungsi di Kodim dan Polres serta gereja juga masjid.
Baca juga: Kabupaten Lanny Jaya, Papua jadi tempat aman bagi pengungsi dari Wamena
Sebelumnya, beberapa pemerintah provinsi di Indonesia telah menginstruksikan perwakilannya untuk membantu mengevakuasi warganya yang tinggal di Wamena, Kabupaten Jayawijaya ke tempat lebih aman pascakerusuhan belum lama ini.
Beberapa di antaranya yakni Sumatera Barat, Provinsi NTB dan Jawa Timur telah mengirimkan tim serta perwakilan untuk memantau warganya yang menjadi korban dari kerusuhan Wamena belum lama ini. (*)
Baca juga: Perantau asal Sulawesi Selatan sudah 24 orang meninggal di Wamena