PLTMb di Mentawai, bantu keluarkan dari ketertinggalan

id Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa,PLTb mentawai,irwan prayitno

PLTMb di Mentawai, bantu keluarkan dari ketertinggalan

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno (ANTARA SUMBAR/ Miko Elfisha)

Padang (ANTARA) - Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTMb) yang diresmikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, diyakini Gubernur Sumbar Irwan Prayitno akan membantu daerah itu keluar dari status tertinggal.

"Rasio elektrifikasi Mentawai sekarang baru sekitar 62 persen. PLTMb bisa meningkatkan porsentasenya dan membantu Mentawai keluar dari ketertinggalan," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Selasa.

Apalagi, katanya, PLTMb itu tidak hanya dibangun pada satu titik, tetapi akan ditambah pada 39 titik lagi sehingga efeknya akan sangat signifikan.

PLTBm Mentawai itu juga bukan mengandalkan anggaran pendapatan belanda daerah (APBD), tetapi dibangun oleh Kementerian PPN/Bappenas dengan memanfaatkan dana hibah dari Amerika Serikat melalui wadah MCA-Indonesia.

"Ini patut diapresiasi karena bisa menggaet dana dari luar untuk pembangunan di Sumbar," katanya.

Irwan menyebut sebenarnya pasokan listrik di Sumbar sudah surplus, namun tidak bisa dialirkan ke Mentawai yang berupa kepulauan. Karena itu diperlukan pembangkit listrik "on the spot".

Sebelumnya General Manager PLN Unit Induk Sumbar Bambang Dwiyanto menyebut kondisi kelistrikan provinsi itu sudah sangat cukup, bahkan berlebih, sehingga para investor tidak perlu khawatir untuk berinvestasi di Ranah Minang.

"Ada pasokan daya sebesar 59MW dan di akhir 2019 ada tambahan pasokan sebesar 80MW dari PLTP di Muaralabuh. Ditambah saat ini tol listrik Sumatera sudah siap sehingga Sumatera bagian tengah mendapatkan pasokan dari selatan dan utara, sehingga cadangan daya listrik sudah tidak perlu diragukan lagi," ucapnya.

Sementara PLTBm di Siberut, Mentawai, terdiri atas tiga unit yang melistriki tiga desa, masing-masing Desa Madobag dengan kapasitas terpasang 300 kW untuk melistriki 579 pelanggan, Desa Matotonan 150 kW ke 266 pelanggan, dan Saliguma 250 kW untuk 388 pelanggan.