DPR apresiasi rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo pascapemilu

id DPR,Bambang Soesatyo,Rapat paripurna,pidato kenegaraan,sidang tahunan mpr,nota keuangan rapbn

DPR apresiasi rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo pascapemilu

Sidang Bersama DPD-DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/hp.

Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi pertemuan yang dilakukan Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam upaya rekonsiliasi politik pascapemilu yang dinilai berdampak positif bagi masyarakat.

"Insya Allah situasi masyarakat akan lebih teduh dan normal kembali sehingga mereka dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan nasional," kata Bambang Soesatyo pada rapat paripurna pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2019-2020 dalam rangka penyampaian Pidato Presiden RI mengenai RUU APBN Tahun Anggaran 2020 di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Gerindra dan Demokrat tegaskan rekonsiliasi tidak bersyarat dan bukan untuk jabatan

Baca juga: Menanti kelanjutan pascarekonsiliasi Jokowi-Prabowo


Menurut Bambang Soesatyo, rekonsiliasi politik pascapemilu menjadi hal yang penting dilakukan untuk merajut kembali persatuan dan kesatuan demi terciptanya stabilitas politik dan pemerintahan yang efektif pada periode mendatang.

Selain itu, DPR juga mengapresiasi kedewasaan rakyat Indonesia dalam berdemokrasi dan berpolitik sehingga pelaksanaan pemilu dan pilkada serentak berjalan aman dan damai.

"Walaupun diwarnai dengan persaingan yang sangat tajam, sampai terjadi keterbelahan masyarakat selama pilpres, tetapi semua itu akhirnya dapat kita lalui dengan aman dan damai," ujarnya.

DPR juga mendorong agar seluruh elemen bangsa untuk fokus memasuki babak baru dalam menjawab tantangan bangsa Indonesia di masa datang.

"Di hadapan kita terbentang luas tantangan yang mesti dihadapi. Indonesia harus mengejar ketertinggalannya, dengan berlari lebih cepat untuk meraih kemajuan," katanya.

Baca juga: Pertemuan Jokowi-Prabowo rekatkan kembali "keretakan"