Payakumbuh (ANTARA) - Kuda pacu yang berasal dari Payakumbuh selalu memiliki tempat tersendiri bagi para pecinta balap kuda Sumatera Barat dan nasional, terlihat dari prestasi kuda-kuda pacu asal Kota Payakumbuh.
"Rahasianya, selain genetik kuda, kuda pacu itu perawatannya juga harus teratur, mulai dari pola makan dan juga latihannya mesti rutin," ujar salah satu peternak kuda pacu di Payakumbuh, Rino Rindo, Jumat.
Dalam menciptakan kuda pacu handal yang perlu diperhatikan adalah bibit dan darah keturunan kuda tersebut.
"Tak kalah penting juga adalah perawatan dan latihan rutin dalam mempersiapkan kuda sebelum turun ke gelanggang," ujarnya.
Salah satu peternak kuda di kawasan peternak kuda Kubu Godang, Kecamatan Payakumbuh Utara, itu menambahkan untuk pakan kuda berisi komposisi diantaranya padi, jagung, pelet, dan makanan kemasan khusus untuk pakan kuda pacu.
"Kuda bisa diberi makan dua kali sampai tiga kali sehari. Untuk dua kali, diberikan pukul 9.30 WIB pagi dan 18.00 WIB," ujarnya.
Sementara itu latihan yang mesti diberikan adalah diderap atau lari-lari kecil dan dikenter atau lari kencang.
"Sebelum diajak berlatih, bulu kuda terlebih dahulu dibersihkan di kandang. Hari Senin dan Selasa itu latihannya diderap. Sedangkan Rabu dan Sabtu dikenter," katanya.
Perawatan kuda pacu per bulan berkisar Rp5 juta sampai Rp7 juta.
Dana sebesar itu sudah masuk dalam gaji perawat kuda yang setiap bulannya antara Rp1 juta sampai Rp1,2 juta.
"Kalau memang ingin kuda pacunya bagus, memang biaya perawatannya cukup besar juga," ulasnya.
Sedangkan faktor darah keturunan kuda juga menjadi faktor utama dimana genetik tersebut masih banyak di Sumatera Barat khususnya Payakumbuh.
"Kalau di kita ini, kuda pacu yang bagus itu adalah keturunan kuda thoroughbred Australia. Jadi kalau kuda thoroughbred ini dikawinkan dengan kuda lokal, itu hasilnya G1, dan G1 dikawinkan dengan thoroughbred hasilnya G2, begitu seterusnya. Dan kalau yang bagus untuk pacu kuda adalah G3 dan G4," lanjutnya.
Kuda yang memiliki Gen G tersebut dulunya berasal dari Kuda Padang Mangateh yang diperlihara zaman kolonial.
Kemudian hal lain yang tak kalah penting adalah faktor kehandalan seorang joki.
Menurut Rino, untuk joki memang diberikan waktu khusus untuk latihan bersama kuda pacuannya namun ada juga kuda yang bisa memahami setiap joki.
"Untuk joki, seharusnya memang ada chemistery karena itu, joki ikut melatih tapi untuk kuda pacu nasional, ada juga yang tak ikut dalam melatih kuda," jelasnya.
Berita Terkait
Pacu produksi, Bupati Pesisir Selatan minta penyuluh ekstra dampingi petani
Senin, 4 Maret 2024 9:38 Wib
Pemkab Pesisir Selatan pacu infrastuktur demi masyarakat sejahtera
Jumat, 8 Desember 2023 20:37 Wib
Gubernur : Kerjasama KDEKS, BRIN, dan PT XREI pacu pengembangan industri halal di Sumbar
Rabu, 6 Desember 2023 10:11 Wib
Kejuaraan Pacu Kuda berdampak positif ekonomi warga Bukittinggi-Agam
Sabtu, 21 Oktober 2023 14:33 Wib
Disdukcapil Pasaman Barat pacu perekaman KTP elektronik pemilih pemula
Rabu, 4 Oktober 2023 18:23 Wib
Bank Indonesia prediksi WIES pacu pertumbuhan ekonomi Sumbar
Rabu, 6 September 2023 4:55 Wib
Event anak nagari "Pacu Jawi" promosikan adat dan budaya serta tingkatkan ekonomi
Selasa, 1 Agustus 2023 14:51 Wib
Ketua Porwi kecam perjudian pada alek anak nagari Pacu Jawi
Minggu, 30 Juli 2023 15:21 Wib