Nagari 1000 Ngalau ini "berkilau" setelah dikembangkan kelompok sadar wisata

id Ngalau,Sumpur kudus,Sijunjung,Geopark nasional

Nagari 1000 Ngalau ini "berkilau" setelah dikembangkan kelompok sadar wisata

Terlihat pengunjung di obyek wisata salah satu Ngalau di Nagari Sisawah Sumpur Kudus menarik untuk dikunjungi. (Ist)

Muaro, (ANTARA) - Pemuda Nagari Sisawah atau nagari 1000 Ngalau telah membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) guna mendukung pengembangan potensi pariwisata daerah.

Pembentukan komunitas itu berlangsung di Ruang Pertemuan Kantor Wali setempat, Sabtu malam. Pembentukan Pokdarwis tersebut untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya kepariwisataan di Kabupaten Sijunjung, seiring sudah resmi menyandang status sebagai kawasan Geopark Nasional.

Justru itu, timbullah rasa kecintaan terhadap alam dari pemuda Nagari Sisawah sehingga dibentuklah Pokdarwis.

Nagari Sisawah merupakan Nagari yang terletak di Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Nagari ini dikenal dengan sebutan Nagari 1000 Ngalau, diyakini akan "berkilau" setelah dikembangkan kelompok sadar wisata.

Julukan 1000 Ngalau memang pantas diberikan, karena banyaknya Ngalau (Goa) di Nagari Sisawah. Salah satu Ngalau yang sering dikunjungan oleh wisatawan adalah Ngalau Antabuang.

Ngalau-ngalau yang ada di Nagari tersebut sangat menarik dan masih lestari, selain itu struktur sungai sangat cocok untuk olahraga arung jeram/fun tubing.

Ditambah lagi kondisi alam di Nagari Sisawah masih lestari, sehingga daerah tersebut sejuk dan menyenangkan bagi wisatawan.

Selain objek wisata, kelebihan di Nagari 1000 Ngalau itu karakter masyarakatnya masih menjaga keramahtamaan (hospitality).

Ini merupakan salah satu syarat utama bagi pengembangan parawisata di daerah tersebut.

Kemudian, Sisawah juga memiliki tradisi turun temurun yang rugi untuk dilewatkan. Sebab di tengah pesatnya perkembangan teknologi, Sisawah masih mampu mempertahankan kemurnian adat budaya dan tradisi Minangkabau secara warisan turun temurun dengan berpegang teguh kepada falsafah “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah".

Salah satu yang kini masih dipertahankan masyarakat di Nagari Sisawah tradisi turun ke Sungai Batang Sumpur. Ini bukan sekadar mandi bersama, melainkan bersama-sama mendulang emas.

Di sini, seluruh warga mulai anak-anak hingga orang tua melakukan kegiatan mendulang. Alat dulangnya terbuat dari kayu berbentuk bulat dan biasanya disebut "jae". Selain itu, ada sekop untuk mengeruk pasir atau batok kelapa yang dipotong agar bisa mengambil pasir.

Ketua Pokdarwis Nagari Sisawah Nora Maulana menyebutkan dengan adanya Pokdarwis di Nagari Sisawah diharapkan mampu memajukan dan mengembangkan destinasi wisata yang berlandaskan agama dan budaya.

“Keberhasilan nagari/desa tergantung pemuda yang ada di tempat tersebut. Oleh karena itu atas inisiasi dan beberapa pemuda nagari kita dapat membentuk Pokdarwis. Dan semua sudah memiliki bidang masing-masing. Nagari kita boleh paling pingggir tapi jangan kalah dalam berkarya,” ungkapnya. (*)