Jakarta (ANTARA) - Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM-BRI) sepanjang tahun 2018 telah menyalurkan pendayagunaa dana zakat sebesar Rp115 miliar.
"Jumlah penyaluran pendayagunaan zakat Rp115 miliar itu dari total penghimpunan sebesar Rp118 miliar atau sebesar 97,46 persen," kata Ketua Badan Pengurus (BP) YBM-BRI, H Tri Wintarto dalam penjelasan kepada Antara di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa akumulasi penyaluran dana zakat yang dihimpun dari karyawan dan pimpinan BRI seluruh Indonesia itu telah dilaporkan kepada pemangku kepentingan terkait dalam lokakarya Amil YBM-BRI seluruh Indonesia 2019, pekan terakhir Februari 2019.
Amil adalah semua pihak yang bertindak mengerjakan yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan, penjagaan, pencatatan, dan penyaluran atau distribusi harta zakat.
Perjalanan YBM-BRI sepanjang tahun 2018 yang mengusung tema "Inovasi, Hadir, Melayani", kata dia, dilakukan dengan beragam intervensi program pemberdayaan dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial dakwah.
Adapun penerima manfaat dana zakat tahun 2018, katanya, mencapai sebanyak 315.042 jiwa atau meningkat 12 persen dari capaian tahun 2017 sebanyak 280.831 jiwa.
Ia menambahkan capaian-capaian yang dihasilkan tersebut tidak lepas dari upaya seluruh pihak yang terhimpun dalam badan-badan organisasi YBM BRI saat ini, mulai dari badan pembina, badan pembina syariah, badan pengawas, badan pengurus sampai badan pelaksana, baik di pusat maupun di wilayah.
Menurut Tri Wintarto, pada tahun 2019 YBM-BRI mengusung tema "Kolaborasi Kebaikan".
Melalui tema itu, pihaknya berharap sinergi dan kontribusi 4 pihak, yakni pertama: ilmunya ulama, kedua: adilnya pemimpin, ketiga: dermawannya orang kaya, dan keempat: doanya orang miskin.
"Sinergi itu kita harapkan mampu mempercepat upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup mustahik," katanya.
Mustahik adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat atau infak/sedekah.
Sementara itu, Ketua Badan Pembina Syariah YBM BRI, Prof Dr KH M Amin Suma melihat YBM-BRI semakin baik dari waktu ke waktu.
Kondisi yang kian baik itu dilihatnya selaku pembina syariah yang juga terlibat dalam momen-momen penting kelembagaan.
Misalnya terlibat dalam penyusunan program dan anggaran tahunan (RKAT) di forum komunikasi, rapat bulanan dan doa untuk muzaki (orang yang dikenai kewajiban membayar zakat) setiap bulan, sampai evaluasi akhir tahun.
Bahkan juga berkesempatan melakukan kunjungan lapangan pascagempa di Lombok, di mana YBM-BRI ikut membantu para korban dengan dana zakat.
M Amin Suma berharap hasil lokakarya yang sudah dilaksanakan itu bisa menelurkan keputusan-keputusan strategis bagi kemajuan YBM BRI secara khusus, dan kemajuan dunia zakat di Indonesia secara umum.
Sementara itu, General Manager Badan Pelaksana YBM-BRI, Dwi Iqbal Noviawan menambahkan bahwa YBM-BRI pada lokakarya itu memberikan apresiasi kepada pendamping program dengan kontribusi terbaik.
Apresiasi diberikan kepada Supriatna sebagai mudarris (pengajar) Kader Surau Unpad angkatan 3.
Kemudian, Sugianur sebagai pendamping Program Peningkatan Keterampilan Usaha Rakyat (PKUR) Kanwil YBM-BRI Banjarmasin, dan Chairuna Syahputri sebagai pendamping Sentra Program Integrasi Pemberdayaan Berbasis Keluarga (IP2BK) Kanwil YBM-BRI Medan.
Pada lokakarya yang menjadi agenda tahunan itu juga menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya praktisi SDM yang juga Direktur Utama PT Invensa Sinergi Prima, Karman, SE, M.H, CPHRM, yang membahas mengenai kualitas SDM Amil YBM-BRI.
Lalu, Ketua Lembaga Kemahasiswaan ITB, Dr Eng Sandro Mihradi, yang menyampaikan materi "Keunggulan Beasiswa Kader Surau ITB", dan pegiat pemberdayaan masyarakat sekaligus konsultan ahli Program Desa Berdikari, Sigit Iko, yang menyampaikan materi "Desa dengan Pemberdayaan Dana Zakat", dan peneliti sosial Dr Tantan Hermansyah, M.Si, yang menyampaikan hasil audit sosial Program YBM-BRI seperti beasiswa Kader Surau, IP2BK, dan pemberdayaan pondok pesantren. (*)