Wisatawan ke Sumbar Turun Drastis Terpengaruh Penerbangan Mahal

id oni yulfian

Wisatawan ke Sumbar Turun Drastis Terpengaruh Penerbangan Mahal

Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian. (ANTARASUMBAR/Miko Elfisha)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Jumlah kunjungan wisatawan ke Sumbar pada Januari-Februari 2019 menurun drastis 30 hingga 40 persen dibandingkan periode yang sama pada 2018 karena tingginya harga tiket pesawat.

"Indikator penurunan jumlah kunjungan itu bisa dilihat dari jumlah penumpang di BIM yang berkurang dan tingkat hunian kamar hotel pada Januari 2019," kata Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian di Padang, Minggu.

Data Dinas Pariwisata setempat, jumlah penumpang di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pada Januari 2019 mencapai 271.674 orang, mengalami penurunan sebesar 29,57 persen dibanding Desember 2018 yang tercatat sebanyak 385747 orang.

Bila dibandingkan dengan bulan Januari 2018, yang tercatat 353.007 orang, jumlah penumpang bulan Januari 2019 mengalami penurunan sebesar 23,04 persen.

Sementara Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang bulan Januari 2019 mencapai rata-rata 44,24 persen atau mengalami penurunan sebesar 14,35 poin dibanding bulan Desember 2018 yang tercatat sebesar 58,59 persen.

Dibandingkan Januari 2018, TPK Januari 2019 mengalami penurunan sebesar 3,10. persen. Sedangkan untuk Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel Non Bintang bulan Januari 2019 mencapai rata-rata 27,02 persen atau mengalami penurunan sebesar 7,37 poin dibanding bulan Desember 2018 yang tercatat sebesar 34,39 persen.

Bila dibandingkan dengan bulan Januari 2018, TPK bulan januari 2019 mengalami penurunan sebesar 1,53 persen.

Itu belum termasuk wisatwan yang masuk melalui jalur darat hingga diprediksi jumlah penurunan kunjungan wisatawan ke Sumbar mencapai 30-40 persen.

Hal itu akan berpengaruh buruk terhadap pengembangan pariwisata Sumbar yang sedang menggeliat untuk bangun. Padahal, Kementerian Pariwisata memberikan target 100.000 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumbar pada 2019 dan 8,5 juta wisatawan nusantara (wisnus).

Pedagang UMKM yang bergerak di bidang penjualan souvenir dan oleh-oleh juga mengeluhkan turunnya omzet setelah maskapai menerapkan tarif batas atas.

"Secara kasat mata terlihat penurunan penjualan di toko-toko souvenir di Kota Bukittinggi. Juga UMKM di Padang," kata Oni.

Ia menilai kenaikan harga tiket itu mulai tidak masuk akal, karena tidak satupun pihak yang diuntungkan, termasuk maskapai.

"Jika penerbangan ingin menaikkan harga tiket karena alasan kebutuhan biaya operasional seharusnya dilakukan secara bertahap, jangan tiba-tiba," katanya.

Merespon kenaikan harga tiket itu, Pemprov Sumbar beberapa kali melayangkan surat kepada maskapai Garuda Indonesia. Gubernur Sumbar Irwan Prayitno sudah mendatangi langsung Menteri Perhubungan Budi Surya Sumadi untuk melaporkan dampak negatif yang dirasakan Sumbar.

Gubernur juga sudah bertemu Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk menyampaikan ancaman terhadap pariwisata Sumbar tersebut.***