Sarilamak, (Antaranews Sumbar) - Nagari Sungai Kamuyang, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat menggelar 'batalam manjapuik minto' atau bertalam menjemput mertua untuk melestarikan salah satu tradisi Minangkabau yang mulai pudar sekaligus meregenerasi pemahaman budaya ke generaasi muda.
"Melalui kegiatan ini kita ingin menjaga adat salingka nagari agar tidak hilang begitu saja," ujar Wali Nagari Sungai Kamuyang, Irmaizar, Senin.
Sekretaris Bundo kandung Nagari Sungai Kamuyang, Kecamatan Luak, Resi Anggraini Trisnawati mengatakan Batalam Manjapuik Minto ini adalah untuk membangkit batang tarandam yang selama ini mulai hilang dan memberikan pemahaman kepada masyarakat 'Manjapuik Mintuo' yang sesuai dengan adat nan sabanan adat.
Acara ini diikuti sembilan jorong yang ada di Nagari Sungai Kamuyang, masing-masing jorong menampilkan 'Batalam Manjapuik Mintuo' untuk dinilai mana yang paling sesuai dengan adat Minangkabau
"Dalam acara ini Bundo Kanduang menampilkan bertalam, pakaian basiba dan talempong yang sesuai dengan adat yang sebenarnya," ujarnya.
Ketua Bundo Kandung Kecamatan Luak Trisnawati mengatakan salah satu yang menjadi penilaian adalah pakaian Bundo Kandung adalah baju basiba salah satu bentuk perwujudan adat basandi syara, syara basandi kitabullah.
Dalam penialain Bundo Kandung mengatakan baju basiba ini baju yang lapang dengan makna
hendaknya seorang bundo berlapang hati. Bundo kandung harus memakai sandang, baju kurung basib yang dalam sampai dibawah lutut, kepala kodek ke belakang dan pakai jilbab.
"Sangat penting adanya wanita atau bundo kandung yaitu tiang bagi negara salah satu visi msi kami demi tercapainya adat basandi syara, syara basandi kitabullah sehingga terciptalah bundo perempuan yang tahu akan adat dan syara," jelasnya.
Selain itu juga penilaian isi talam yang sesuai dengan tradisi Menjemput Mertua dalam adat Minang.
"Di dalam talam itu harus ada masakan telor dan macho, itu wajib ada, ternyata tadi ada yang tidak itu yang kita edukasi kembali agar masyarakat tidak meninggalkan adat," ungkapnya.
Camat Luak Muftil Wahyudi mengharapkan acara ini juga menjadi contoh bagi daerah lain di Kecamatan Luak.
"Kita sangat apresiasi dimulai dari Sungai Kamuyang semoga juga diikuti oleh Bundo Kandung Kecamatan Luak lainnya agar budaya ini tetap terjaga," ujarnya. (*)
Berita Terkait
Menjemput hikmah Ramadhan ala Bang Napi di Rutan Padang
Minggu, 1 Mei 2022 15:48 Wib
Ini usaha dan upaya Golkar Sumbar untuk menjemput kemenangan di Pemilu 2024
Rabu, 21 Juli 2021 19:58 Wib
Massa Menjemput Habib Rizieq Shihab
Selasa, 10 November 2020 11:15 Wib
MENJEMPUT UANG RECEH JADI EMAS
Rabu, 19 Februari 2020 20:08 Wib
Festival Pamalayu Gerbang Menjemput Tuah menuju Dharmasraya Berjaya
Minggu, 8 Desember 2019 7:55 Wib
Ketua KPPS di Agam meninggal dunia saat akan menjemput ortu ke Bukittinggi
Senin, 29 April 2019 18:04 Wib
Anggota DPRD Pariaman Diminta Getol Menjemput Aspirasi
Senin, 3 Juli 2017 12:39 Wib
Menjemput Pesona Air Terjun "Tujuh Timbulun" Lengayang
Kamis, 9 Maret 2017 22:58 Wib