Jembatan darurat Kayu Tanam bawa berkah bagi pedagang sala lauak

id jembatan

Jembatan darurat Kayu Tanam bawa berkah bagi pedagang sala lauak

Pedagang menawarkan beragam makanan kepada pengendara (Antara Sumbar/Aadiat M Sabir)

Parit Malintang, (Antaranews Sumbar) - Pedagang asongan di jembatan darurat yang menghubungkan jalur Padang dengan Bukittinggi di 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat panen rezeki dengan memperoleh omset Rp500 ribu rupiah per hari.

Salah seorang pedagang asongan, Jaswida mengatakan dia dan teman-temannya mulai berjualan di lokasi tersebut semenjak adanya kemacetan karena pengendara bergantian melintasi jembatan darurat.

"Jadi mulai dari pukul 07.00 WIB kami sudah berjualan di sini dan pulangnya pukul 19.00 WIB," kata dia di 2x11 Kayu Tanam, Sabtu.

Ia menyampaikan sebelumnya dirinya dan teman-temannya berjualan di daerah air terjun Lembah Anai dan sejumlah lokasi persinggahan bus di daerah itu.

Di lokasi sebelumnya omsetnya hanya Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per hari sedangkan di lokasi jembatan darurat bisa mencapai Rp500 ribu.

Adapun dagangan yang dijual oleh pedagang asongan tersebut yaitu di antaranya sala lauak, kerupuk, telur asin dan air mineral.

Sama halnya dengan pedagang lainnya, Meli Amelia Purma yang mengatakan dalam sehari di lokasi jembatan ambruk ia dapat mendapatkan pendapatan kotor hingga Rp400 ribu.

"Meskipun capek karena saya harus menawarkan ke setiap kendaraan sambil berjalan namun hasilnya memuaskan," katanya.

Tidak jarang saat menawarkan dagangannya pedagang tersebut mendapat teguran dari pengendara sepeda motor yang mengambil sisi kiri jalan agar bisa menerobos kemacetan.

Sebelumnya Kapolres Kabupaten Padang Pariaman, AKBP Rizki Nugroho mengatakan pihaknya menerapkan sistem buka tutup di jembatan darurat Batang Kalu, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam guna mengurai kemacetan di jalur nasional Padang-Bukittinggi.

"Durasi yang kita terapkan yaitu lima menit," kata AKBP Rizki Nugroho .

Ia mengatakan durasi lima menit tersebut berlaku untuk kendaraan dari ke dua arah yaitu baik dari Padang maupun dari Bukittinggi dengan tujuan agar tidak terjadi kemacetan parah di jalur nasional itu.

Ia menyebutkan kondisi kemacetan di jalur tersebut yaitu mulai dari 800 meter hingga 900 meter sehingga diperlukan pengaturan lalu lintas agar kemacetan tidak semakin parah.