Sumatera Barat memiliki potensi besar di bidang energi hijau, berupa tenaga air dan panas bumi, yang merupakan modal besar untuk menjaga ketersediaan listrik serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat provinsi itu, seperti yang terjadi di Garut, Jawa Barat.
Warga Garut, terutama Desa Margamukti Pengalengan, Jawa Barat seolah mendapatkan berkah dengan masuknya PT Star Energy Geothermal Ltd Wayang Windu yang mengelola geothermal di daerah itu.
Desa yang berada di dataran tinggi yang mirip dengan Nagari Batubajanjang, Kabupaten Solok itu jauh lebih makmur sejak hadirnya Star Energy Geothermal Ltd.
Hal itu dibuktikan sendiri oleh rombongan tokoh Batubajanjang yaitu Camat Kecamatan Lembang Jaya, Kerapatan Adat Nagari (KAN) Batubajanjang, Ninik Mamak, Bundo Kanduang dan Tokoh Pemuda saat melakukan kunjungan study comparative ke daerah tersebut beberapa waktu lalu.
Ninik Mamak Batubajanjang, Syafrilka yang ikut dalam rombongan tersebut mengaku iri dengan makin sejahteranya masyarakat Desa Margamukti sejak hadirnya geothermal.
"Kami hadir langsung ke sana, kami tidak menemukan apa yang selama ini ditakutkan pada geothermal. Bahkan, kami berkomunikasi langsung dengan masyarakat sekitar perusahaan, masyarakat sangat bersyukur dengan kehadiran perusahaan,"tuturnya di Padang.
Dikatakannya, alamnya, semuanya masih asri. Ketika satu dari lima orang tim yang diizinkan masuk ke perusahaan. Termasuk ke instalasi pembangkitnya. Didapatinya pipa tersebut, tidak panas sama sekali, dingin. Tidak ada pohon yang layu, apalagi air yang kering.
Ketika saya bercerita dengan satpam yang mengantar kami digaji mahal oleh perusahaan. Gaji satpam saja sampai Rp8 juta/bulan. Mereka benar-benar merasakan perubahan sejak hadirnya perusahaan. Kami iri ketika, sebanyak 400 orang desa diterima bekerja diperusahaan dalam berbagai posisi. Mereka semuanya dihargai dengan gaji jauh di atas rata-rata,"katanya lagi.
"Kami sebenarnya juga ingin perusahaan seperti itu ada di daerah kami. Karena tidak hanya berdampak bagi masyarakat, juga pembangunan. Karena pendapatan asli desa bisa mencapai Rp1,5 miliar pertahun,"ujarnya..
Jumlah itu belum lagi ditambah dengan dana bagi hasil bersama pemerintah daerah. Termasuk dana Corporate Social Responsibility (CSR). Dana itu digunakan untuk pendidikan, infrastruktur desa dan sejumlah kegiatan lainnya, seperti membangun langgar dan sekolah.
Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Nagari Batubajanjang, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok, Bujang M Nur yang ikut dalam kunjungan, bersama 27 perwakilan unsur lembaga nagari itu, melihat langsung kondisi pertanian di sana. Bujang dan rombongan juga mewawancarai petani, tokoh masyarakat, kecamatan dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.
Hasil fakta yang diperoleh Bujang di Desa Margamukti, berbeda jauh dengan isu-isu lingkungan yang diterimanya dari pihak-pihak yang kontra dan menolak hadirnya investasi panas bumi PT Hitay Daya Energy (HDE) di Kabupaten Solok.
“Sangat jauh berbeda informasi faktanya. Isu-isu negative yang katanya panas bumi ini jika dieksplorasi dapat merusak lingkungan di Kabupaten Solok, semuanya tidak benar,” ujar Bujang.
Bujang mengungkapkan, hasil pertanian di Desa Margamukti melimpah. Berbagai tanaman dan pertanian warga di Desa Margamukti, Kecamatan Pengalengan tumbuh subur. Kualitas airnya pun sangat baik. Bahkan, sejak keberadaan produksi panas bumi di sana, kondisi tanaman dan kualitas air, jauh lebih baik dibandingkan kondisi sebelumnya.
“Tanamannya semuanya jadi (menjadi-red). Aianyo rancak (airnya bagus-red). Bahkan di Desa Margamukti, sekarang menjadi pusat pembibitan kentang unggul yang dipasarkan di seluruh daerah di Indonesia,” ungkap Bujang.
Kepedulian pihak perusahaan yang memproduksi panas bumi terhadap lingkungan di sekitar cukup baik. Pihak perusahaan melalui program CSR-nya membantu pembinaan terhadap pelaku UKM dan kelompok-kelompok tani.
Bahkan, warga di sana cukup banyak diterima menjadi karyawan perusahaan dengan gaji yang cukup besar. Pihak perusahaan juga membantu menyekolahkan putra dan putri berprestasi di Desa Margamukti.
Setelah menyekolahkan mereka, kemudian putra dan putri di Desa Margamukti langsung diterima menjadi tenaga tekhnis di perusahaan.
“Masyarakat di sana hidup berdampingan dengan pihak perusahaan. Kehadiran perusahaan produksi panas bumi di sana benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat di desa tersebut,” ujarnya.
Setelah melihat kondisi di Desa Margamukti, Bujang dengan segala daya upaya untuk menyosialisasikan tentang informasi hasil kunjungannya tersebut akan dilakukannya. “Segala upaya sosialisasi sudah saya lakukan bersama tokoh masyarakat dan ninik mamak di sini. Baik itu di musholla dan pertmuan-pertemuan lainnya,” ujarnya.
Bujang berharap, dengan hadirnya investasi panas bumi oleh PT HDE di Kabupaten Solok, juga dapat bermanfaat bagi masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh perusahaan investasi panas bumi di Desa Margamukti.
“Kita ingin jika benar PT HDE beroperasional nanti, ke depan juga dapat memberikan kontribusi bagi daerah dan pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Nagari Batubajanjang. Seperti pembinaan pelaku UKM. Selain itu, juga menerima anak nagari untuk bekerja di perusahaan tersebut nantinya,” harapnya.*
Berita Terkait
Kadin buka peluang pengembangan pariwisata Mentawai
Kamis, 21 November 2024 19:58 Wib
Peringati hari anak sedunia, Lapas Suliki bagi-bagi bantuan untuk anak panti asuhan
Kamis, 21 November 2024 19:25 Wib
Cerita Nia, bersyukur dibantu BPJS Kesehatan hadapi penyakit diabetes
Kamis, 21 November 2024 18:56 Wib
Kemenkumham dorong Pemda agar fasilitasi pendaftaran merek UMKM
Kamis, 21 November 2024 18:20 Wib
Kemenbud: Pelestarian kunci hindari klaim budaya RI oleh negara lain
Kamis, 21 November 2024 18:07 Wib
MTQ XLI-2024 Tk Kota Padang Panjang ajang prestasi dan syiar Islam
Kamis, 21 November 2024 18:06 Wib
Pemkot Bukittinggi gelar Job Fair Digital turunkan angka pengangguran
Kamis, 21 November 2024 18:04 Wib
Polres Pariaman ungkap pemilik ganja 11,7 kilogram yang ditemukan 2023
Kamis, 21 November 2024 18:02 Wib