"Kopi tatungkuik" sajian kopi dengan cara tak biasa di dinginnya Malalak Agam

id kopi tatungkuik

"Kopi tatungkuik" sajian kopi dengan cara tak biasa di dinginnya Malalak Agam

Penyajian kopi tatungkuik di Lapau Nasi Putuih Basambuang, Malalak, Agam. (Antara Sumbar/ Ira Febrianti)

Kopi berupa butiran kasar ditambah ketan hitam dan susu diseduh air panas. Dengan posisi terbalik, kita menyeruput kopi yang ke luar di tadah memakai sedotan. Sementara kopi yang terkurung di dalam gelas tetap terjaga panasnya, apalagi Malalak ini di
Malalak, Agam, (Antaranews Sumbar) - Sebuah warung bernama Lapau Nasi Putuih Basambuang di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyajikan kopi dengan cara yang tidak biasa dari cara penyajian umumnya sehingga minuman itu dinamai "kopi tatungkuik".

"Gelas yang sudah berisi kopi dan diseduh air panas ditutup dengan piring kecil (tadah) lalu posisinya dibalik. Dalam posisi gelas terbalik kopi dihidangkan pada pembeli," kata pengelola warung M Yursal (48) di Malalak, Senin.

Yursal menerangkan penyajian kopi dengan gelas terbalik dan dialasi tadah pertama kali dikenalkan di Malalak. Saat itu, usaha tersebut dirintis oleh adiknya pada 2013. Ia kemudian melanjutkan usaha tersebut sejak sekitar empat bulan lalu karena sang adik pindah ke Kabupaten Dharmasraya.

Cara penyajian dengan gelas terbalik menurutnya dapat membuat kopi terasa lebih nikmat dan panas lebih lama mengingat hawa di Malalak tergolong dingin.

"Kopi berupa butiran kasar ditambah ketan hitam dan susu diseduh air panas. Dengan posisi terbalik, kita menyeruput kopi yang keluar dari tadah memakai sedotan. Sementara kopi yang terkurung di dalam gelas tetap terjaga panasnya, apalagi Malalak ini dingin," terangnya.

Butiran kopi yang lebih lama terkurung dengan air panas di dalam gelas menurutnya juga dapat menambah kenikmatan minuman tersebut.

Cara mengeluarkan kopi yaitu dengan perlahan mengangkat gelas sedikit demi sedikit dari tadah atau yang lebih mudah dengan meniup bagian pertemuan gelas dan tadah memakai sedotan.

"Kadang ketika meminumnya, butiran kopi dan ketan ikut terbawa. Tidak apa jika termakan atau dikunyah untuk menikmati rasa pahit dan nikmatnya kopi," ujarnya.

Kopi yang ia hidangkan di warungnya dipesan langsung dari Aceh. Harga jualnya juga ramah di kantong yaitu hanya Rp8.000 per gelas.

Selain menghidangkan kopi tatungkuik ia juga menyajikan menu makanan sehari-hari berupa nasi dan lauk-pauk serta teh manis hangat.

Lapau Nasi Putuih Basambuang ini berada di Nagari Malalak Utara, Kecamatan Malalak yang merupakan jalur alternatif yang menghubungkan Padang dan Bukittinggi.

Seorang pembeli yang tengah mampir ke warung itu, Putri (28) mengatakan cara penyajian kopi dengan gelas terbalik menurutnya unik dan belum pernah ia jumpai di warung kopi atau kafe lain yang pernah dikunjungi.

Dirinya sempat bingung bagaimana cara menikmati kopi yang disajikan dengan cara tersebut hingga penjual menunjukkan caranya.

"Mungkin karena jarang lewat Malalak, jadi baru tau ada kopi yang disajikan seperti ini. Unik dan kopinya nikmat," ujarnya. (*)