PT BSS berharap pengurus buruh selesai dualisme kepengurusan

id PT Buah Sawit Semesta

PT BSS berharap pengurus buruh selesai dualisme kepengurusan

Humas PT Bukit Sawit Semesta, Ridho Riandhika A (baju biru kotak-kotak) berdialog dengan dua pengurus buruh di ruang pertemuan perusahaan itu, Rabu (27/6). (ANTARA SUMBAR/Yusrizal)

Lubukbasung, (Antaranews Sumbar) - Manajer PT Buah Sawit Semesta (BSS) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, berharap pengurus buruh bongkar muat tandan buah segar di perusahaan itu menyelesaikan dualisme organisasi untuk mengantisipasi persoalan yang dihadapi lembaga itu.

"Pengurus Ikatan Pekerjaan Taratak Jaya Sakato (IPTJS) dan Federasi Serikat Pekerja Transport Indonesia (FSPTI) duduk satu meja agar dualisme organisasi bisa diselesaikan," kata Humas PT BSS, Ridho Riandika A saat mediasi dualisme kepengurusan itu di Lubukbasung, Rabu.

Ia mengatakan, dalam menyelesaikan dualisme organisasi itu harus dengan kepala dingin, mengingat bahwa kedua organisasi itu dan buruh bongkar muat tandan buah segar PT BSS merupakan anak nagari Manggopoh, Kecamatan Lubukbasung.

Dengan cara itu, semua persoalan buruh bongkar muat tandan buah segar di PT BSS itu bisa diatasi dengan baik.

"Kami tidak menginginkan masalah ini larut karena berdampak terhadap organisasi tersebut," katanya.

Ketua FSPTI PT BSS, Mulyadi mengatakan, pihaknya akan melakukan menyelesaikan persoalan ini dalam waktu dekat, sehingga tidak ada persoalan antara kedua organisasi itu.

Sebelum membentuk FSPTI, tambahnya, pihaknya ditunjuk sebagai kordinator lapangan IPTJS.

Namun posisi sebagai kordinator lapangan tidak jelas dan pengurus IPTJS tidak pernah menyelesaikan keluhan anggota, maka pihaknya membentuk FSPTI.

"Organisasi ini kami bentuk untuk memperjuangkan hak dari anggota," katanya.

Sementara Ketua IPTJS, Syafriadi menambahkan, Mulyadi ditujuk sebagai ketua kordinator lapangan setelah ada keputusan dari pemerintah nagari dan tokoh adat atau ninik mamak.

"Mulyadi membawahi 226 orang anggota," katanya.

Wali Nagari Manggopoh, Ridwad berharap tidak ada persoalan yang terjadi setelah pertemuan nanti, karena berdampak terhadap investasi dari perusahaan itu.

"Kita tidak menginginkan terjadi permasalahan yang berdampak terhadap kenyamanan investor," katanya. (*)