Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Hasil riset Indonesia Indicator (I2) menyebutkan suara aktivis buruh kalah lantang dan pamor dibandingkan politisi dalam pemberitaan isu perburuhan di media massa.
"Suara-suara aktivis buruh kalah lantang dengan suara politisi," kata Direktur Komunikasi I2 Rustika Herlambang saat memaparkan hasil riset bertajuk "Buruh Indonesia dalam Potret Media" seperti disampaikan dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu.
Hasil riset I2 yang merupakan sebuah perusahaan intelijen media menunjukkan dari 10 narasumber yang paling banyak dikutip media dalam berita tentang buruh, Presiden KSPI Said Iqbal menjadi satu-satunya aktivis buruh yang bertengger di peringkat ke-2 dengan 3.469 pernyataan yang dikutip dari sebanyak 1.301 berita.
Sepanjang 1 Mei 2017-30 April 2018, jumlah berita tentang buruh dan perburuhan yang dimuat 1.726 media daring lokal dan nasional mencapai 86.656. Pemberitaan mengenai buruh memperlihatkan tren meningkat secara linier dalam setahun terakhir, dengan rata-rata 7.221 berita setiap bulan.
Menurut Rustika, dalam satu tahun terakhir, terdapat gejala di mana buruh semakin berhimpit dengan isu politik, terutama terkait dengan Pilpres 2019.
"Irisan antara buruh dengan isu politik dari segi ekspos media cenderung menguat bersamaan dengan tahun politik saat ini," kata Rustika.
Ia menyebut, buruh merupakan salah satu elemen masyarakat penggerak roda perekonomian yang dianggap memiliki basis massa yang kuat dan solid.
Indikasi yang memperkuat peningkatan berita buruh yang ditopang dan dipicu oleh isu politik dan pemilu, kata Rustika, bisa dilihat dari data 10 narasumber yang paling banyak dikutip pernyataannya dalam berita tentang buruh.
Salah satu temuan menarik dari riset I2 ini, menurut Rustika, adalah tampilnya Fadli Zon dan Fahri Hamzah sebagai dua sosok politisi oposisi yang masuk dalam jajaran top ten influencer di media yang menyuarakan soal perburuhan dalam posisi yang berseberangan dengan pemerintah.
"Di antaranya adalah ide Fadli Zon untuk membentuk Pansus mempertanyakan Perpres Nomor 20 Tahun 2018 yang memberikan kemudahan bagi masuknya Tenaga Kerja Asing ke Indonesia," ujar Rustika.
Fadli Zon bertengger di posisi ke-6 top ten influencer di media yang menyuarakan soal perburuhan dengan total pernyataan sebanyak 2189 dikutip dari 554 berita. Sedangkan, Fahri Hamzah berada di posisi ke-8 dengan total pernyataan sebanyak 1666 dari 501 berita.
Selain itu, dua politisi yang sedang bertarung di Pilkada Jawa Timur Saifullah Yusuf menduduki peringkat ke-9 dengan 1242 pernyataan dan Khofifah Indar Parawansa menduduki posisi ke-19 dengan 712 pernyataan.
"Dalam jajaran10 nama, atau bahkan 20 nama terbanyak menyuarakan isu buruh di media, tak terdapat satupun politisi dari barisan parpol pendukung pemerintah," kata Rustika.
Padahal, isu perburuhan, kata dia, termasuk isu Tenaga Kerja Asing (TKA) yang belakangan agak menghangat justru digunakan oleh kekuatan oposisi untuk mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi.
Sebagai bagian dari kontestasi politik menuju Pilpres 2019, dalam pandangan Rustika, pro dan kontra terhadap kebijakan terkait buruh masih tergolong wajar.
"Isu perburuhan memang rawan, namun sekaligus penting bagi upaya mendulang suara dukungan dalam Pilpres mendatang," ujarnya.
Kentalnya nuansa politik berita buruh dan aksi buruh membuat warganet di linimasa Twitter memiliki sikap tersendiri. Dalam setahun terakhir, percakapan tentang buruh mencapai 358.173 tweets yang dikicaukan oleh 73.388 akun.
Dalam perbincangan tersebut dimensi "trust" dan "anticipation' sangat dominan. Namun, dalam dimensi "trust", diantaranya dimunculkan dari keraguan warganet mengenai kemurnian dari aksi-aksi buruh.
Lima Isu Buruh
Riset I2 juga menunjukkan bahwa persoalan pengupahan dan kesejahteraan (19.024 berita) masih menjadi isu yang dilekatkan media pada buruh. Di banyak daerah, buruh masih konsisten menekan pemerintah maupun perusahaan untuk mendapatkan hak penghasilan yang lebih layak. Secara akumulasi, isu ini disebarkan dalam 19.024 berita atau sebesar 35 persen dari total lima isu teratas.
Yang menarik dari hasil telusur data media, kata Rustika, adalah isu politik dan pemilu (10.206 berita). Isu ini menduduki posisi isu terbesar ke dua dari seluruh pemberitan mengenai buruh dalam setahun terakhir.
Hal itu menunjukkan bahwa tren isu politik dan pemilu meningkat searah dengan tren peningkatan berita buruh secara umum. Dengan kata lain, tren peningkatan berita buruh dalam setahun terakhir sesungguhnya ditopang dan digerakkan oleh isu politik dan pemilu.
Sementara itu, permasalahan TKI Ilegal (9.865 berita) yang diikuti dengan serangkaian permasalahan buruh migran di luar negeri juga menguat menempati posisi ketiga.
Sedangkan, isu keempat dan kelima yang banyak diberitakan media adalah soal pro dan kontra Tenaga Kerja Asing yang mencapai 8.175 serta isu Hari Buruh yang mencapai 7.742.
Rustika menambahkan, aksi demonstarasi masih menjadi saluran utama yang diambil buruh dalam mengekspresikan tuntutannya. Isu ini menyebar dalam 4.425 berita.
Berdasarkan riset I2, Presiden KSPI Said Iqbal menjadi tokoh tervokal di media dengan 3.469 pernyataan dikutip media. Posisi kedua ditempati Direktur Eksekutif Migran Care Wahyu Susilo dengan 970 pernyataan. Tokoh buruh tervokal ketiga ditempati Ketua Pusat Studi Migrant Care Anies Hidayah dengan 630 pernyataan.
Posisi keempat ditempati Sekjen OPSI Timboel Siregar dengan 592 pernyataan. Sedangkan, Ketua Umum SBSI Muchtar Pakpahan menempati posisi kelima dengan 390 pernyataan.
KSPI yang dipimpin Said Iqbal pun otomatis menjadi organisasi buruh paling eksis di media massa dengan 2.439 berita. Sedangkan, posisi kedua ditempati SPSI dengan 1.934 berita.
Organisasi buruh tervokal ketiga ditempati FSPMI dengan 1.512 berita. Sementara itu, posisi keempat dan kelima ditempati ILO dengan 759 berita dan KSPSI 696 berita.(*)